Suara.com - Organisasi Kegawatdaruratan Kesehatan atau Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia mengerahkan sebanyak 70 tenaga medis di demo 2 Desember. Mereka bersiaga untuk memberikan tenaga medis.
"Puluhan tim medis ini terdiri atas dokter dan perawat terbaik kami," kata Presidium MER-C Indonesia dr Joserizal Jurnalis SpOT kepada Antara di Jakarta, Jumat (2/12/2016) pagi.
Para petugas kesehatan itu, katanya, sudah terbiasa bekerja dalam tugas kemanusian dan kesehatan dalan situasi yang dinamis. Pada aksi sebelumnya yakni pada 4 November lalu atau dikenal dengan "411", tim MER-C telah membantu sejumlah peserta yang bermasalah dengan kesehatan akibat dampak tembakan gas air mata.
"Kala itu, kami bekerja menangani dampak 'accident' gas air mata," katanya.
Selain itu, juga penanganan akibat peserta kelelahan, mengalami dehidrasi, dan dampak udara panas.
"Prinsipnya, kami dari MER-C sudah siap untuk membantu masalah kesehatan yang kemungkinan terjadi pada peserta aksi," kata Joserizal Jurnalis, yang 'kenyang' akan tugas-tugas kemanusiaan dan kesehatan di daerah konflik, baik di dalam negeri maupun mancanegara itu.
Anggota Presidium MER-C Indonesia lainnya, dr Sarbini Abdulmurad menambahkan bahwa pada aksi "411", pihaknya telah menangani puluhan masalah kesehatan peserta aksi.
"Kami menyediakan layanan kesehatan baik yang 'fixed' maupun yang 'mobile'," kata dokter pertama yang pada konflik Palestina-Israel 2008 berada di garis depan perbatasan Gaza itu.
Doa bersama dan aksi damai yang dilakukan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) itu dipusatkan di Lapangan Monumen Nasional (Monas).
Sementara personel pengamanan gabungan Polri, TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja disiagakan di Balai Kota DKI Jakarta menjelang kegiatan Doa Bersama Bela Islam Jilid III 212 dan juga buruh Jumat. Terlihat dua unit mobil taktis milik kepolisian dan dua unit mobil pemadam kebakaran yang telah disiagakan,demikian pantauan Antara.