Cara Relawan Anies-Sandi Kumpulkan Semua Masalah di Jakarta

Kamis, 01 Desember 2016 | 21:25 WIB
Cara Relawan Anies-Sandi Kumpulkan Semua Masalah di Jakarta
Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menemui PWI di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (29/11/2016). (suara.com/Dian Rosmala)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Musyawarah warga relawan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang dilaksanakan secara serentak pada Rabu (30/11/2016) malam berhasil menghimpun berbagai problem yang dihadapi warga di kelurahan-kelurahan seluruh Jakarta.

Problem-problem dasar tersebut mulai dari akses terhadap fasilitas kesehatan, pendidikan, lingkungan, sanitasi, mahalnya bahan pangan hingga lowongan pekerjaan dan perlindungan terhadap usaha.

Setiap kelurahan memiliki berbagai problem yang bervariasi. Fasilitas pendidikan dan kesehatan merupakan dua bidang yang merata dibicarakan hampir di semua kelurahan. Fasilitas pendidikan, misalnya seperti yang dialami warga di Kelurahan Marunda.

“Di Marunda SD saja sekarang terbagi jadi tiga shift, pagi, siang, sore karena jumlah kelas tidak dapat menampung jumlah murid, belum lagi SMP dan SMA yang jaraknya jauh, anak-anak harus naik angkutan hingga dua sampai tiga kali,” kata Surahman, relawan yang mengikuti musyawarah di Kelurahan Marunda.

Selain pendidikan, warga Marunda juga telah mengidentifikasi sembilan poin persoalan lain. Beberapa persoalan tersebut antara lain penggusuran, pengguran, akses warga terhadap modal, limbah pabrik yang mencemari pantai, keterampilan kerja, hingga ruang publik yang masih kurang.

“Sebagian warga Marunda adalah nelayan, banyaknya pencemaran lingkungan disekitar pantai membuat mencari ikan menjadi sulit, nelayan harus lebih ke tengah,” kata Surahman.

Di Kelurahan Tambora, Jakarta Utara, masalah kebakaran selalu menjadi momok bagi warga.

“Di Tambora, kebakaran sering sekali, kayak orang minum obat, dan akibatnya akan buruk karena akses jalan ke rumah warga sulit karena jalan gang yang sempit,” ujar Marno, salah satu relawan yang mengikuti musyawarah di Kelurahan Tambora.

Seringnya kebakaran karena penataan kabel-kabel listrik yang semerawut, sehingga potensi terjadinya hubungan arus pendek (korsleting) sangat tinggi.

“Kami berharap kepada pemimpin yang baru kedepan dapat melakukan penataan dari rumah ke rumah,” katanya.

Lain halnya di kelurahan Cakung Barat, Jakarta Timur, persoalan yang dihadapi warga ialah kurangnya keterampilan kerja, sehingga tidak bisa mengoptimalkan potensi yang ada di wilayah mereka.

“Kami mengharapkan pemerintah lebih fokus memberdayakan perempuan, dengan memberikan keterampilan kerja. Agar apa yang menjadi program untuk melahirkan wirausahawan baru di Jakarta dapat terwujud,” kata Itho Simamora, peserta musyawarah di Kelurahan Cakung Barat.

Koorinator Pendopo Relawan M. Chozin Amirullah mengatakan bahwa hasil musyawarah warga relawan Anies-Sandi di seluruh kelurahan tersebut akan dirumuskan dan diserahkan kepada pemerintahan Jakarta.

“Persoalan yang disampaikan oleh warga tersebut merupakan persoalan nyata yang dihadapi warga sehari-hari, penyelesaiannya bisa dilakukan oleh warga secara bersama dan diselesaikan oleh pemerintah di atasnya,” kata Chozin.

Relawan Anies-Sandi menyelenggarakan musyawarah warga di 267 kelurahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI