Gerakan #KitaIndonesia: Perbedaan SARA Jadi Persatuan Indonesia

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 01 Desember 2016 | 14:25 WIB
Gerakan #KitaIndonesia: Perbedaan SARA Jadi Persatuan Indonesia
Para peserta Parade Bhineka Tunggal Ika di Jalan Medan Merdeka Selatan, (19/11). (Suara.com/Ummy Hadyah Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Isu-isu SARA akhir-akhir ini banyak menguras banyak perhatian dan energi publik. Di media sosial netizen banyak menyebarkan konten negatif yang memantik perang opini dan pernyataan sampai saling lapor dan saling membuat petisi.  Bahkan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ikut mengkritisi komunikasi di media sosial yang saling menjelekkan, mencela, merendahkan, menghina, dan mengolok-olok. Jokowi secara tegas menentang hal tersebut karena tidak mencerminkan nilai-nilai kebangsaan.

Berangkat dari melihat media sosial yang kelihatan saling serang terus akhir-akhir ini, simpatisan gerakan #KitaIndonesia, Angelina Larasati mengatakan isu-isu SARA yang beredar di media sosial dapat memicu perpecahan padahal, menurutnya perbedaan tersebut seharusnya menjadi perekat masyarakat yang bersifat heterogen. 

“Isu-isu SARA yang beredar di medsos dengan tujuan memancing kontroversi harus diwaspadai dan sikapi secara bijaksana. Kita harus sadar bahwa kita hidup di lingkungan yang heterogen dimana jelas terjadi banyak perbedaan SARA namun itu bukan merupakan alasan untuk membuat masyarakat terpecah belah. Justru seharusnya kita bangga menjadi bagian bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman,” ungka Angelina di Jakarta, Rabu,(30/11/2016). 

Lebih lanjut, ia mengimbau kepada masyarakat untuk mematuhi UU ITE tentang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dalam kebijakan tersebut ditegaskan bahwa masyarakat dilarang membuat atau menyebarkan informasi fitnah, tuduhan, dan SARA yang mengundang kebencian. 

Baca Juga: Choel Mallarangeng Ingin Cepat Dapat Kepastian Hukum

“Seperti yang dikatakan pak Jokowi saat ini kita seperti kehilangan nilai-nilai jati diri, karakter, budi pekerti, dan nilai-nilai Islami. Untuk itu pemerintah meluncurkan UU ITE ini agar kita dapat menjaga dan mempertahankan nilai-nilai luhur yang telah tertanam sejak dulu,” imbuhnya. 

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan dengan adanya gerakan #KitaIndonesia ini ingin melihat perubahan yang terjadi dari dicetuskannya kebijakan ini. Dimana masyarakat tidak lagi saling menghujat, memaki di media sosial karena perbedaan SARA merupakan esensi kebhinekaan di Indonesia

"Semoga dengan adanya gerakan ini kita bisa sadar bahwa keunggulan Indonesia adalah ada di Sumber Daya Manusianya (SDM). Dengan adanya keberagaman ini menjadi nilai lebih bangsa kita. Ke depannya kita harus terus jaga persatuan, kedaulatan NKRI kita harus terus dikawal karena jika kita pecah maka bangsa lain berebut untuk menguasai kita. Esensi Bhinneka tunggal Ika harus kita terapkan dengan seutuhnya," tutur Angelina dengan semangat.

Angelina mengajak semua pengguna media sosial di Indonesia ikut memasang tagar #KitaIndonesia sebagai mendukung tanda persatuan dan kebhinekaan tunggal ika. Siang ini (1/12), ada tagar #KitaIndonesia menjadi trending topic twitter, salah satu netizen dengan akun @why941 menyatakan persatuan harus selalu ditegakkan di Indonesia

“Sudah saatnya Indonesia bersatu dan kalahkan semua perbedaan #KitaIndonesia,”cuitnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI