Suara.com - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berencana akan melakukan aksi demo pada tanggal 2 Desember 2016 mendatang. Tujuan utamanya adalah untuk meminta kenaikan upah.
Menanggapi rencana aksi tersebut, Polri pun menyarankan agar tidak dilakukan pada saat itu. Pasalnya, pada hari yang sama, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) melakukan aksi doa bersama di lapangan Silang Monas untuk mendesak Basuki Tjahaja Pumama atau Ahok segera ditahan. Hal itu berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
"Pelarangan lebih kepada himbauan. Bagi mereka yang punya agenda lain, lebih baik di hari yang lain saja," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar di kantornya, jalan Turnojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu ?30/11/2016).
Namun, apa yang disampaikan oleh Kapolri tersebut tidak serta Merta harus ditaati oleh pihak-pihak seperti KSPI dan kelompok lainnya untuk segera dipatuhi. Pasalnya, kalau pun hal tersebut tetap berlangsung, Polri pun tidak mempersoalkannya.
Tapi, Boy berharap agar kalau dilaksanakan pada hari yang sama, alangkah baiknya kalau KSPI juga ikut berdoa bersama di Monas.
"Kalau mau sama-sama, bergabunglah, ikut kegiatan doa bersama di silang Monas. Kalau tidak ma, kita tetap berikan pelayanan terbaik. Namanya polisi atur agar tertib, aman, agar tidak bentrok waktunya dengan yang lain. Kalau tidak mau juga tetap kita bantu," kata Boy.
Sementara terkait perizinan dalam pelaksanaan aksi tersebut pihaknya tidak mengetahuinya secara detail. Karena menurutnya, yang mengurus hal tersebut adalah pihak Polda Metro Jaya.
"Saya dengar menyampaikam ke intelkam PMJ (surat izinnya), tapi wujud suratnya belum lihat," kata Boy.
Sementara terkait pengaman aksi, Boy mengatakan bahwa kalau masih berlangsung pada hari yang sama. Maka pengamannya satu paket saja dengan aksi super damai GNPF-MUI di Monas.