Suara.com - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan suasana politik di Indonesia tidak boleh memanas jelang Pilkada DKI Jakarta. Oleh karena itu ia meminta kepada semua masyarakat untuk tidak langsung percaya dengan berita yang menyesatkan yang dapat memecah persatuan Indonesia.
"Saya minta kepada semuanya, kalau menerima berita yang bisa membuat panas, hoax, dan menyesatkan, maka hapus. Jangan disebarluaskan," ujar Sumarsono dalam orasi di Kebangsaannya di Silang Barat, Monas, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2016).
Tak hanya itu, Sumarsono mengajak warga Jakarta untuk membuat suasana yang lebih sejuk. Oleh karena itu ia meminta semua masyarakat untuk membuat gerakan menghapus seluruh Informasi yang sesat di dunia maya. Ia juga meyakini bahwa semua inginkan aman dan damai.
"Gerakan hapus informasi yang sesat dari media sosial, ini akan membuat Indonesia khususnya Jakarta semakin sejuk dan damai," tuturnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, bangsa Indonesia tidak boleh kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan beradab.
"Mari kita tumbuhkan dan bangkitkan kembali jati diri bangsa dengan amalkan Pancasila agar bisa mmbrikan inspirasi baru untuk mewujudkan pembangunan yang bersinambungan. Kita mantapkan Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara. Untuk menjaga kerukunan anak bangsa," ungkapnya.
Acara Nusantara bersatu dengan tema 'Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia Kita Bersama', menghadirkan pidato yang berisi pesan-pesan persatuan dari sejumlah tokoh agama dan pejabat negara. Acara tersebut juga dihibur dengan musisi Slank dan Oppie Andaresta.
Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa pejabat negara, di antaranya, Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo, Kapolri Jendral Tito Karnavian, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono.
Selain itu, tokoh perempuan Yeni Wahid, Ketua Umum AMPI Dito Ariotedjo, Ketua MUI Jawa Tengah Habib M Lutfi bin Ali Yahya, juga tampak hadir dalam acara tersebut.
Acara juga dihadiri kurang lebih 40.000 orang yang terdiri dari masyarakat sipil, pegawai negeri sipil, organisasi massa dan kepemudaan, pelajar SMU dan SMP, Mahasiswa, budayawan, tokoh agama, tokoh adat, serta para tokoh masyarakat.
Di setiap kepala orang yang hadir di acara tersebut, terlihat sebuah kain berwarna merah dan putih yang terikat erat.
Secara bergantian, para tokoh memberi orasi kebangsaan sebagi pengisi acara, yang diawali oleh Plt Gubernur Jakarta Soni Sumarsono, dilanjutkan oleh Yeni Wahid, dan sesepuh ormas Islam Majelis Rasulullah Pusat Habib Nabil. Acara itu digagas oleh Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo.