Analisa Peta Politik Usai 4 November Setelah Jokowi Konsolidasi

Selasa, 29 November 2016 | 12:13 WIB
Analisa Peta Politik Usai 4 November Setelah Jokowi Konsolidasi
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (kanan) memberikan keterangan pers seusai melakukan pertemuan di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai Presiden Joko Widodo dapat menangani situasi politik yang memanas dalam beberapa pekan terakhir pasca demonstrasi 4 November.

"Saya melihat sekarang sudah bisa ditangani (Presiden Joko Widodo). Dan saya pikir tanggal 2 Desember itu akan merupakan eskalasi terakhirnya. Setelah itu nggak sehebat itu lagi. Yang ada mungkin langkah balik Pak Jokowi," kata Ray kepada Suara.com, Selasa (29/11/2016).‎

‎Menurut Ray konsolidasi dengan berbagai elemen yang dilakukan Presiden juga berhasil menggambarkan peta perpolitikan.

"Sekarang sudah kelihatan petanya, yang bersama (Jokowi) dan yang oposisi," tuturnya.

Selain konsolidasi dengan tokoh agama, militer, Presiden juga konsolidasi dengan tokoh politik pendukung pemerintah plus Partai Gerindra.

"Namun, pada saat bersamaan, PAN tidak terlihat di dalam itu. Jadi dugaan saya, akan ada kemungkinan PAN dan PPP di luar koalisi," kata Ray.

PAN dan PPP adalah dua partai yang belakangan masuk ke koalisi pendukung pemerintah.

Ray mengatakan peta politik sekarang menunjukkan posisi Partai Demokrat yang kemungkinan nanti akan menjadi pemimpin koalisi partai non pemerintah.

"Jadi ke depan, koalisi non Jokowi akan dipimpin Demokrat. Dugaan saya berisi Demokrat, PKS, PAN, dan PPP," ujarnya.

Bagaimana dengan Partai Gerindra yang beberapa waktu lalu didekati Jokowi lewat pertemuan-pertemuan santai dengan Prabowo Subianto? Menurut Ray, posisi Gerindra belum dapat ditebak.

Namun, menurut Ray, ada kemungkinan Gerindra bergabung dengan poros yang dipimpin Demokrat, meskipun kecil.

"Jarang kita lihat titik temu Prabowo dan SBY. Sebab dimana ada SBY, Prabowo tidak terlihat, begitu kira-kira," kata Ray.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI