Suara.com - Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhammad Rizieq Sihab mengatakan bahwa aksi 2 Desember akan dilakukan di dalam kawasan Tugu Monumen Nasional (Monas). Hal itu telah disepakati setelah berembug dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat.
"Kami telah capai kesepakatan yang dijembatani oleh MUI. Polri dan GNPF, masing-masing punya itikad baik," kata Rizieq dalam konfrensi pers bersama di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2016).
Dalam pertemuan itu ada 5 kesepakatan antara Polri dan GNPF, diantaranya adalah:
1. GNPF, MUI dan Polri sepakat aksi bela Islam jilid 3 tetap akan digelar pada Jumat (2/12) dalam bentuk aksi unjuk rasa yang super damai, berupa aksi ibadah gelar sajdah untuk Salat Jumat. Akan tetapi tanpa merubah tuntutan yaitu tegakkan hukum yang berkeadilan, target kami tetap untuk penista agama ditahan.
2. Kami sepakat aksi akan digelar zikir dan doa keselamatan negeri, serta tausiyah ulama di Monas dari jam 08.00 Wib - 13.00 Wib, Ketua MUI Ma'ruf Amin yang ceramah.
3. Usai Salat Jumat, pimpinan GNPF menyapa di sepanjang jalan massa, sekaligus melepas mereka pulang dengan tertib.
4. Kami sepakat perlu dibentuk tim terpadu antara Satgas GNPF dengan Polri-TNI untuk mengatur masalah teknis pelaksanaan, yakni mencakup penetapan kiblat, posisi panggung, mimbar, tempat wudhu dan teknis lainnya.
5. Jika ada gerakan pada 2 Desember di luar kesepakatan yang kami buat itu bukan bagian aksi bela Islam 3, dan kami tidak bertanggung jawab. Itu hak dan kewajiban Polri untuk mengambil langkah untuk mengantisipasinya. Jangan sampai kami zikir tenang, terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
"Terakhir kami menolak segala bentuk penistaan agama dalam bentuk apapun. Proses hukum Ahok akan kami kawal sampai tuntas," tandas dia.