Ulama Beri Maaf Setelah Dihina, Patut Dicontoh

Senin, 28 November 2016 | 13:34 WIB
Ulama Beri Maaf Setelah Dihina, Patut Dicontoh
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, K. H. Moh. Mustofa Bisri atau Gus Mus [Twitter Gus Mus]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kyai Nahdlatul Ulama Mustofa Bisri dihina oleh seorang netizen bernama Pandu Wijaya. Gus Mus, sapaan Mustofa Bisri, memaafkan Pandu. ‎

Selain itu, Kiyai Maimoen Zubair, Mbah Moen, juga menerima maaf dari Syaibah Mawal karena postingannya di Facebook yang bernada menghina.‎

Anggota Komisi III dari Fraksi PKS Aboebakar Alhabsy menegaskan, kasus ini bisa menjadi contoh akhlak yang baik untuk masyarakat.

"Itu akhlak dari seorang tokoh, ulama. Sudah benar itu dan layak ditiru. Kalau masalah pribadi, Rasul pun kalau dicela dia memaafkan," kata Aboebakar di DPR, Senin (28/11/2016).

Namun, sambungnya, hal ini tidak bisa disamakan dengan kondisi saat ini. Di mana, politik nasional menghangat karena adanya kasus hukum penistaan agama.

"Dan ini kan beda dengan penistaan agama. Kalau menyangkut agama, itu aqidah. Kalau soal agama, tidak ada pemaafan," kata Aboebakar yang karib dipanggil Habib.

Kasus penghinaan ini berawal setelah Gus Mu‎s lewat akun Twitter @gusmusgusmu yang membicarakan soal rencana aksi 2 Desember. Gus Mus berharap aksi Salat Jumat di Jalan itu tidak dilakukan massa karena dinilai merupakan bid'ah besar.

Untuk kasus Mbah Moen, Syaibah Mawal, memposting tulisan di Facebook-nya yang kesal karena sikap Mbah Moen atas kasus penistaan agama Gubernur non aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Atas peristiwa itu, Syaibah pun meminta maaf dengan mendatangi langsung Mbah Moen di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (27/11/2016).‎

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI