Suara.com - Empat orang di Paris, Prancis disebut akan melakukan teror 1 Desember 2016 mendatang. Mereka merencanakan aksi itu lewat komunikasi telepon tertutup.
Jaksa Francois Molins mengatakan mereka rata-rata berusia 30-an tahun. Mereka disebut diperintah oleh jaringan ISIS di Suriah dan Irak.
Keempat orang itu ditangkap di kota timur Strasbourg. Setelah itu satu orang lain ditangkap di kota selatan Marseille pada saat yang sama sebagai tersangka Strasbourg.
Molins mengatakan kepada wartawan bahwa tersangka tidak berhubungan langsung dengan empat lainnya. Tetapi diberi bimbingan jarak jauh dari ISIS.
Sementara, Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan penangkapan itu sebuah aksi skala besar yang digagalkan pemerintah.
Keempat tersangka Strasbourg juga berada dalam kepemilikan senjata dan amunisi, katanya. Di antara senjata yang disita selama pencarian rumah dua pistol, dua senapan otomatis, beberapa klip cartridge dan puluhan peluru kaliber yang berbeda.
Penyidik juga menemukan petunjuk untuk transfer uang, koordinat GPS dan penjelasan rinci untuk mendapatkan senjata lebih dari satu tersangka USB stick.
Penyidik ​juga memongkar notebook yang berisi 12 halaman tulisan yang dirujuk ke jihad bersenjata, kematian syahid dan Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin kelompok Negara Islam.
Empat orang yang ditangkap di Strasbourg adalah dua warga negara Perancis usia 37 dan berusia 36 tahun. Dua dari mereka memiliki beberapa catatan kriminal di Prancis.
Prancis tetap di bawah keadaan darurat diberlakukan setelah serangan ISIS di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang. (ABC)