Suara.com - Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, K. H. Moh. Mustofa Bisri atau Gus Mus, sudah memaafkan karyawan kontrak PT. Adhi Karya bernama Pandu Wijaya, Jumat (25/11/2016). Pandu dan keluarganya mendatangi Gus Mus di Rembang, Jawa Tengah, untuk meminta maaf karena pernah memaki Gus Mus lewat Twitter.
Sikap kyai kharismatik memaafkan Pandu membuat netizen terharu. Mereka memuji sikap Gus Mus, sikap seperti ini seharusnya menjadi teladan para pemimpin agama di Tanah Air. Gus Mus dipuji karena membalas kekurangajaran dengan akhlakul karimah.
Namun, tak sedikit pula netizen yang geram kepada Pandu. Sebagian netizen meminta Komisaris Utama PT. Adhi Karya, Fadjroel Rachman, untuk memecat Pandu karena perilakunya merugikan perusahaan BUMN.
Tetapi, Gus Mus tidak setuju jika Pandu dipecat.
"Janganlah. Dia sudah menyesal dan meminta maaf. Al-Musãmih kariim...," tulis Gus Mus.
Gus Mus dapat memahami perilaku Pandu. Bagi Gus Mus itu terjadi karena dia masih muda.
Perkara ini berawal ketika Gus Mus menulis di Twitter untuk mengomentari kabar Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI demonstrasi pada 2 Desember yang salah satunya akan dilakukan dengan cara salat Jumat di jalan raya.
"Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasulullah SAW baru kali ini ada BID'AH sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran," demikian salah satu isi kultwit Gus Mus.
Setelah membaca twit Gus Mus, Pandu melalui akun Twitternya menjawab dengan kalimat kasar.
"@gusmusgusmu Dulu gk ada aspal Gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasullullah hijrah ke Madinah. Bid'ah ndasmu!" tulis Pandu.