Suara.com - Lembaga swadaya masyarakat Indonesia Parliament Watch mendorong Mahkamah Kehormatan Dewan, DPR, untuk menindaklanjuti empat laporan terhadap Ketua DPR Ade Komarudin. Simbol dorongan mereka dengan memberikan replika obat kuat.
Replika obat kuat yang terbuat dari bahan gabus dibawa oleh dua perempuan berparas cantik.
“Mbak, kenapa bawa-bawa obat kuat? Apa maksudnya obat kuat itu,” wartawan bertanya kepada mereka.
Namun, kedua perempuan tersebut tidak mau berkata apa-apa.
"Ini obat kuat untuk MKD," Koordinator IP Watch Michael Hartanto menjawab.
Menurut LSM tersebut MKD belum menindaklanjuti empat laporan kasus Ade.
Pertama, Ade pernah dilaporkan Lembaga Advokasi Kebijakan Publik karena diduga menerima gratifikasi berupa layanan jet mewah. Kedua terkait pernyataan Ade yang menyebutkan pikiran anggota DPR sesat dalam wacana pembangunan perpustakaan.
Ketiga, pengaduan 36 anggota Komisi VI lantaran Ade menyetujui rapat sembilan perusahaan BUMN dengan Komisi XI tanpa sepengetahuan Komisi VI sebagai mitra kerja. Dan keempat, pengaduan anggota badan legislasi yang menilai Ade mengulur waktu dan tidak membawa RUU tentang Pertembakauan ke paripurna.
Kehadiran LSM ini di tengah usulan Partai Golkar untuk mengganti posisi Ade sebagai ketua DPR dengan Setya Novanto -- ketua umum Partai Golkar.