Suara.com - Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Pedri Kasman mencurigai adanya kekuatan yang disebutnya sebagai kekuatan kapital yang berada di belakang kasus Gubernur Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun, dia enggan membocorkan siapa sesungguhnya kekuatan itu.
"Ada kekuatan kapital yang berada di belakang ini sehingga terlihat sekali proses hukumnya itu seperti penyidik berat memproses kasus (dugaan penistaan agama) ini. Tapi kami nggak menuduh siapa-siapa itu wewenang penyidik untuk mencari informasi itu," kata Pedri di Bareskrim Polri, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2016).
Indikasi lainnya, menurut dia, proses penanganan kasus Ahok yang berbeda dengan kasus-kasus serupa sebelumnya.
"Iya Ahok sangat diistimewakan, jadi diskriminasi hukumnya sangat kelihatan. Ya itu tadi, selama ini seluruh tersangka kasus penodaan agama ditahan, baru kali ini tidak ditahan, ini kan istimewa sekali," katanya
Indikasi berikutnya, kata dia, Polri begitu serius merespons rencana demonstrasi 2 Desember yang salah satu tuntutannya agar polisi menahan Ahok.
"Itu kan patut kita pertanyakan sampai-sampai Bapak Kapolri begitu seriusnya melakukan roadshow ke sana kemari," kata dia.
Pedri menilai polisi menghabiskan begitu besar energi hanya untuk menangani kasus Ahok.
"Ini kan menguraskan aparat negara, hanya karena satu orang aja. Dalam kasus ini, tuntutan kami kan Ahok ditahan dan diadili secara hukum," kata Pedri.