Suara.com - Ketua DPR Ade Komarudin legowo ketika jabatannya dikembalikan kepada Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. Menurutnya, yang terpenting adalah dia tetap menjalankan tugas untuk negara, apapun posisinya.
"Saya kerja buat negara ini. Apapun buat negara ini, saya akan lakoni dengan baik," kata Akom di DPR, Rabu (23/11/2016).
"Mengabdi kepada negara ini kan tidak harus ketua DPR saja. Banyak lahan pengabdian lain. Dunia saya dari kecil politik, ya sudah," tegasnya.
Isu pergantian ini muncul di saat politik nasional menghangat pasca aksi demonstrasi 4 November. Ade pun tidak mau berandai-andai pergantiannya ini menjadi bagian dari hangatnya politik nasional itu. Dia menyerahkan kepada publik untuk menilainya sendiri.
"Masyarakat Indonesia ada 220 juta, TV sudah masuk ke desa-desa lho. Biarkan publik yang menilai. Saya tidak boleh memberikan penilain apapun terhadap apa yang terjadi kepada saya, yang penting saya hadapi semuannya dengan tenang. Saya kan sekarang kerja buat negara ini sebagai Ketua DPR, ya sudah," tambahnya.
Dia juga menerangkan, dirinya tidak pernah melakukan kesalahan yang fatal saat menjalani tugas sebagai Ketua DPR. Meski demikian, kalaupun ada kesalahan, dia siap mempertanggungjawabkannya dengan baik, termasuk masalahnya yang sedang ditangani oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) tentang dugaan penyalahgunaan wewenangan.
"Yang jelas saya kalau tidak merasa salah, saya tidak pernah takut. Saya akan menghadapi semuanya dengan baik, karena saya tidak merasa salah. Insya Allah saya tidak merasa salah. Jadi saya akan hadapi dengan baik. Saya tidak mau menilai orang melakukan langkah, biar kalian yang menyimpulkan apapun penilaiannya," kata dia.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar ini menerangkan, yang terpenting saat ini adalah dirinya memiliki integritas yang baik di mata masyarakat. Karenanya, posisi apapun yang dia miliki saat ini akan dikerjakan hingga tuntas.
"Saya tidak mau nanti dunia dan orang menyimpulkan 'Lho Akom nggak integritas', saya nggak mau itu. Saya pertimbangkan itu," ujar dia.