Suara.com - Cina menyediakan tempat penampungan sementara bagi tiga ribu warga yang mengungsi dari Myanmar usai pertempuran pemerintah dengan pemberontak di perbatasan.
Banyak granat tersasar berjatuhan di wilayah Cina, tetapi hanya mengakibatkan kerusakan ringan dan tak mengakibatkan korban jiwa.
Empat kelompok etnis bersenjata menyerang pasukan keamanan di Myanmar Utara sehingga menghambat agenda perdamaian dengan kalangan minoritas yang menjadi tujuan utama Aung San Suu Kyi, pimpinan negeri itu.
Cina juga telah memerintahkan militernya untuk berada dalam kesiagaan tinggi dan meminta kedua pihak yang terlibat konflik menahan diri.
Baca Juga: Donald Trump Janji Tak Akan Ungkit Skandal Email Hillary
Media pemerintah, China Daily, melaporkan para warga Myanmar yang terluka dari tiga ribu pengungsi itu telah dirawat di rumah sakit di Provinsi Yunan, China Barat Daya, yang berbatasan langsung dengan Myanmar.
"Otoritas China telah bergerak cepat dan menyelesaikan masalah di sana sesuai prosedur," kata Pan Xuesong, juru bicara Kedutaan China di Myanmar.
Koran Global Times mengatakan, satu bangunan pemerintah Cina di Wanding rusak ringan. Kementerian Luar Negeri China mengatakan setidaknya satu warganya terluka.
Peningkatan pertempuran secara tiba-tiba itu terjadi pada saat pemerintah Myanmar bergelut dengan konflik di Rakhine, Myanmar Barat Laut, yang menyebabkan ratusan Muslim Rohingnya mengungsi ke Bangladesh.
Situasi itu menjadi tantangan baru bagi Aung San Suu Kyi, yang notabene peraih Nobel perdamaian. Pertempuran serupa yang terjadi sebelumnya di perbatasan telah memaksa ribuan orang mengungsi ke Cina. (Antara)
Baca Juga: Piala AFF: Imbang Lawan Filipina, Kans Indonesia Semakin Kecil