Suara.com - Di tengah isu makar yang beredar akhir-akhir ini, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan secara tegas mengatakan jangan ada yang mengganggu konstitusi. Ia juga mengatakan, MPR akan menjadi lembaga paling depan apabila ada oknum atau kelompok yang mengutak-atik konstitusi negara.
Hal itu Zulkifli sampaikan usai bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri di rumah Megawati, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2016) sore.
"Saya sampaikan ke Bu Mega, MPR penjaga konstitusi, kalau ada yang mengganggu konstitusi, MPR lah paling depan menjaga 4 Pilar (NKRI, Pancasila, UUD 45, dan Bhinneka Tunggal Ika)," ujar Zulkifli.
Seperti diketahui, aksi massa yang rencananya akan dilakukan pada Jumat (2/12/2016), selain mengangkat isu dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), juga akan mengangkat isu pengembalian UUD 1945 ke teks yang asli, yaitu teks sebelum UUD tersebut diamandemen sebanyak empat kali.
Baca Juga: Fahri: Bila Ada yang Jatuhkan Pak Jokowi, Saya akan Membela
"Itulah yang kami bicarakan tadi. Mudah-mudahan, saya percaya kita semua ingin damai, tenteram, mudah mudahan Allah Swt berikan kekuatan kepada Indonesia," ujar Zulkifli.
Lebih lanjut, dia juga mengatakan, MPR akan mendudukkan secara bersama segenap elemen bangsa. Hal ini akan ia lakukan sebagai upaya mencari persamaan persepsi. Zulkifli juga mengaku sudah pernah bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
"Saya tanggal lima sudah berjumpa dengan Presiden. Kemudian tanggal 13 juga. Itu (MPR memfasilitasi tokoh untuk duduk bersama) antara lain yang dibahas dengan Mega, bahwa pentingnya MPR mengambil langkah, meneduhkan, dan menentramkan masyarakat. Kita tunggu tanggal mainnya, dalam waktu dekat," kata Zulkifli.