Suara.com - Ketua Umum partai Nasdem Surya Paloh senang diundang oleh Presiden Joko Widodo untuk sarapan pagi bersama di beranda belakang Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/11/2016).
Dia mengaku sangat setuju dengan hal-hal yang disampaikan Presiden Jokowi mengenai persoalan bangsa, yakni kemajemukan, ideologi pancasila dan pencegahan tumbuh kembangnya faham radikalism di Indonesia.
"Saya ini warga negara yang paling bahagia hari ini dapat undangan dari Bapak Presiden makan pagi. Tiga poin yang diutarakan Presiden tersebut merupakan pemikiran-pemikiran yang beliau kemukakan kepada saya. Dan yang dipikirkan beliau sejalan dengan pemikiran saya," kata Surya Paloh di beranda belakang Istana Merdeka.
Paloh mengaku yakin mayoritas masyarakat Indonesia juga memikirkan hal yang sama dengan Jokowi yakni menjaga kemajemukan dan menguatkan ideologi Pancasila. Menurutnya warisan para pahlawan bangsa yang mengantarkan kemerdekaan harus terus dijaga dan dikembangkan agar negeri ini lebih maju ke depan.
"Negeri kita ini mendapatkan karunia dari sang maha pencipta, sebagai rezeki luar biasa ditinjau dari aspek apapun juga. Ini patut kita syukuri. Hari ini bangsa kita sedang meniti kembali perjuangan ke depan bagaimana bersaing lebih kuat dengan bangsa lain di muka bumi ini," ujar dia.
Oleh sebab itu, lanjut dia, untuk membangun bangsa ini dibutuhkan stabilitas nasional. Ia juga mengajak semua pihak untuk saling menciptakan suasana yang kondusif, sehingga negara ini dibawah Pemerintahan Jokowi - JK bisa lebih fokus untuk pembangunan dan bersaing dengan negara-negara lain.
"Salah syarat yang tidak bisa ditawar-tawar diperlukan suasana ketenanangan, yang dikenal dengan istilah stabilitas. Jadi starting poin dari bapak presidan tadi menekankan betapa penting stabilitas dan itu tidak bisa ditawar-tawar," tutur dia.
"Saya ingin berterimakasih sekaligus mengajak seluruh komponen bangsa termasuk elite. Elite-elite bangsa ini penting sekali, yang dibutuhkan negeri saat ini adalah keteladanan. Semangat keteladanan itu harus diberikan dari waktu ke waktu, di mana saja, kapan saja oleh para elite bangsa ini. Jadi kalau ada semangat keteladanan, pengorbanan, maka semangat dan sikap-sikap seperti itu akan melahirkan negarawan-negarawan baru di negeri kita. Kita sudah terlalu inflasi (kekurangan semangat tauladan), para politisi termasuk diri saya. Tapi negeri ini sekarang menanti-nanti tumbuh dan lahirnya para negarawan," tutupnya.