Setya Novanto akan Diangkat Jadi Ketua DPR Lagi

Senin, 21 November 2016 | 21:55 WIB
Setya Novanto akan Diangkat Jadi Ketua DPR Lagi
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Setya Novanto, menyambangi rumah Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Minggu (20/11/2016). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan Ketua Umum Partai Golkar akan dikembalikan posisinya menjadi ketua DPR lagi. Sebelumnya, Novanto mundur dari kursi pimpinan DPR karena tersangkut kasus Papa Minta Saham.

"Sudah bulat. Tinggal tunggu waktu melihat perkembangan politik," kata Nurdin, Senin (21/11/2016).

Nurdin mengungkapkan keputusan tersebut diambil dengan mengacu pada putusan Mahkamah Konstitusi tentang alat bukti dalam kasus Papa Minta Saham.  Putusan MK itu dikuatkan dengan Mahkamah Kehormatan Dewan yang tidak memberikan hukuman kepada Novanto.‎

Nurdin mengatakan masalah ini nantinya akan dikomunikasikan oleh pihak yang berkompetensi untuk menyampaikannya. Dia menambahkan hasil keputusan DPP juga sudah disampaikan kepada Dewan Pembina Partai Golkar dan akan disampaikan kepada Dewan Kehormatan Partai Golkar serta Dewan Pakar Partai Golkar.

"MK jelas yang pernah dipersoalkan tidak mendasar dan tidak memiliki kekuatan hukum. Tindakan hukum saat itu jadi batal. Dan, MKD nggak pernah menghukum. Maka harkat martabat perlu dijaga dan dikembalikan. Itu yang sedang dikaji di DPP," ujar Nurdin.

Nurdin yakin Ade Komarudin akan menerima keputusan tersebut. Ade merupakan politikus Golkar yang menggantikan Novanto menjadi ketua DPR. 

"Dia akan taat azas. Dia senior, bukan karbitan," kata Nurdin.

Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai mengatakan ‎keputusan ini merupakan hasil pleno internal pada tanggal 8 November.  Dia menegaskan pengembalian posisi ini dilakukan untuk mengembalikan Partai Golkar bukan karena kinerja Ade.

"Ade nggak ada salah apa-apa. Ini soal etika dan wibawa partai," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI