Suara.com - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar memastikan untuk mengusut pelaku penyebaran ajakan kepada masyarakat untuk menarik uang secara masif ke bank atau rush money.
"Pengusutannya masih berjalan. Mereka-mereka yang menebarkan isu-isu hoax ini dijalankan. Yang pasti satu per satu nanti akan diungkap siapa tersangkanya, pidananya," jelasnya di Masjid Jami Al Riyadh, Kwitang, Jalan Kembang Raya, Jakarta Pusat, Minggu (20/11/2016).
Mantan Kapolda Banten itu mengatakan pelaku penyebar isu rush money bisa dikenakan Pasal 28 ayat 2 Undang-undang Nomor 11 tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Sebab, menurutnya, pihak yang menyebarkan isu tersebut telah membuat masyatakat panik.
"Menebarkan serangkaian kata-kata bohong, menebarkan kebencian kepada pemerintah, bisa seperti itu. Jadi kalau dalam UU ITE, UU 11/2008 pasal 28 ayat 2," tegas Boy.
Namun, ketika disinggung bagaiaman proses penyelidikam tersebut, Boy enggan menjelaskan. Dia hanya mengatakan jika kasus penyebaran isu rush money ini masih dalam proses lidik. "Penyelidikan, masih penyelidikan," kata dia.