Djarot 99 Persen Tak Percaya LSI

Sabtu, 19 November 2016 | 22:04 WIB
Djarot 99 Persen Tak Percaya LSI
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta petahana Djarot Saiful Hidayat saat kampanye di Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (19/11/2016). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta  dari petahana Djarot Saiful Hidayat mengaku tak percaya dengan hasil survei dari lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menyebut elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot sudah turun drastis tinggal 10,6 persen. 
 
LSI pimpinan Denny J.A itu telah merilis elektabilitas Ahok-Djarot tinggal 10,6 persen, sedangkan posisi pertama dipegang oleh Sandiaga Uno yang meningkat sebesar 31,9 persen dan pasangan Agus Harimurti dan Sylviana Murni meningkat jadi 30,9 persen. 
 
"Saya dengan LSI itu 99 persen itu negatif tidak percaya, karena saya tidak percaya sama LSI maka kami akan kerja keras untuk buktikan (survei LSI tidak benar),"ujar Djarot di sela kampanye di Penjaringan,  Jakarta Utara, Sabtu (19/11/2016).
 
Mantan walikota Blitar itu menambahkan,"Kami tidak percaya, karena kami tidak percaya,  maka kami akan semakin kuat turun ke bawah dan akan kita tunjukan itu tidak benar. Lalu ini akan menyebabkan kader kami turun ke bawah."
 
Sebelumnya, LSI mengumumkan hasil survei periode 31 Oktober sampai 5 November 2016 untuk meneropong elektabilitas pasangan Ahok-Djarot setelah Ahok resmi dijadikan tersangka dugaan penistaan agama.
 
Survei tersebut dilakukan secara tatap muka dengan melibatkan 440 responden di Jakarta dengan menggunakan metode multistage random sampling. Adapun margin error plus minus 4,8 persen. Survei juga dilakukan dengan kualitatif riset, seperti focus group discussion, media analisis, dan indepth interview.
 
Peneliti LSI Ardian Sopa menjelaskan survei memang dilaksanakan jauh sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka. Ahok menjadi tersangka pada Rabu (16/11/2016). Salah satu pertanyaan yang dilontarkan kepada responden ketika itu, antara lain dukungan kepada Ahok,  jika Ahok menjadi tersangka kasus dugaan penistaan agama. 
 
Survei yang dirilis pada Jumat (18/11/2016) di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, menggambarkan dukungan terhadap Ahok merosot tajam dari 24,6 persen menjadi 10,6 persen.
 
"Pasca penetapan tersangka dukungan terhadap Ahok, elektabilitas Ahok-Djarot turun tajam 10,6 persen. Ahok ditinggalkan 60 persen," kata Adrian. 
 
Padahal, kata Adrian, sebelum ditetapkan menjadi tersangka, elektabilitas Ahok dan Djarot sebanyak 24,6 persen. 
 
Menurut survei LSI, situasinya berbanding terbalik dengan dua pasangan lawan Ahok-Djarot, yakni Anies Baswedan dan Sandiaga Uno serta Agus Harimurti dan Sylviana Murni. 
 
"Sebelum Ahok ditetapkan sebagai tersangka, elektabilitas Anies-Sandi sebesar 20 persen, namun setelah Ahok ditetapkan menjadi tersangka elektabilitas keduanya meningkat menjadi 31,9 persen," kata Adrian.
 
Sedangkan pasangan Agus-Sylviana, sebelum Ahok menjadi tersangka, elektabilitas mereka 20,9 persen dan setelah Ahok menjadi tersangka, naik menjadi 30,9 persen.
 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI