Cerita Nenek Ikut Parade Bhineka Tunggal Ika Dibayar Rp100 Ribu

Sabtu, 19 November 2016 | 16:33 WIB
Cerita Nenek Ikut Parade Bhineka Tunggal Ika Dibayar Rp100 Ribu
Beberapa peserta Parade Bhineka Tunggal Ika di kawasan Monas, (19/11). (Suara.com/Ummi Hadyah Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan peserta Parade Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya berasal dari Jakarta,  namun juga ada yang berasal dari luar Jakarta. Rentang usia pesertanya juga beragam, dari usia remaja hingga lansia.

Salah satu nenek dari Bandung bernama Maryah (62) menceritakan bahwa dirinya tak mengerti acara Parade Bhinneka Tunggal Ika.  Ia hanya diajak oleh tetangganya dari Bandung karena diiming-imingi uang sebesar Rp 100.000.

"Nggak tau pokoknya disuruh ikut aja, katanya dikasih duit ya sekitar Rp 100 ribu," ujar Maryah di lokasi.

Hal yang sama juga dikatakan nenek Dina (60) warga asal Bandung. Nenek Dina menuturkan dirinya dan warga di daerah tempat ia tinggal mengaku diajak oleh tetangganya karena diiming-imingi uang sebesar sekitar Rp 100 ribu.

Namun dirinya mengaku senang. Sebab selain dibayar, dirinya bisa sekaligus jalan-jalan ke Jakarta.

"Kita mah nggak tau,  yang penting ikut saja.  Katanya dibayar Rp100 ribuan lah,  sekalian jalan-jalan," jelas nenek Dina.

Sementara itu,  Ambar, salah satu satu warga Menteng Jakarta Pusat,  mengaku dirinya juga tak mengetahui tujuan acara tersebut.  Ia pun hanya diajak oleh tetangganya untuk mengikuti pawai dan mendapat bayaran Rp50 ribu.

"Tadi pagi saya diajak sama tetangga katanya cuma pawai. Kita dapat makan satu kali. Nanti selesai acara dikasih Rp50 ribu buat transport," kata dia.

Dalam parade tersebut, hadir pula Juru Bicara Teman Ahok Singgih Widiyastomo dan Anggota Komisi II DPR Budiman Sudjatmiko serta pendiri lembaga survei Cyrus Network  Hasan Hasbi.

Parade Bhineka Tunggal Ika menampilkan orasi, kesenian tradisional dan doa bersama yang dipimpin lima pemuka agama dari Agama Islam, Kristen Protestan,  Kristen Katolik, Hindu dan Budha serta aksi longmarch yang juga menampilkan kesenian tradisional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI