Suara.com - Kepala Bagian Mitra Ropenmas Divisi Humas Polri Komisaris Besar Awi Setiyono menyarankan rencana gerakan 2 Desember diurungkan. Aksi tersebut akan dilakukan oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang belum puas atas penetapan Gubernur Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi tersangka, mereka menginginkan Ahok ditahan.
"Sebenarnya kami berharap ya itu tidak diperbesar, karena memang dari awal tuntutannya mereka terkait Presiden (Joko Widodo) tidak mengintervensi, sudah kami buktikan, dengan penegakan hukum. Dan yang bersangkutan (Ahok) sudah dijadikan tersangka," kata Awi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (18/11/ 2016).
Apalagi, kata Awi, Selasa, 22 November, nanti Ahok akan diperiksa penyidik sebagai tersangka. Ditambah lagi, komitmen Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk memproses kasus tersebut secara cepat dan transparan sebagaimana yang dikehendaki masyarakat yang aksi 4 November.
"Kemudian Selasa depan akan dilakukan pemanggilan sebagai tersangka (Ahok). Tentunya proses hukumnya bagaimana penyidik nanti memeriksanya. Bapak Kapolri juga sudah komitmen kedepan tiga minggu ini sudah tahap satu, syukur-syukur kalau bisa dipercepat penyidik untuk melengkapi berkas, untuk meredam gejolak dari masyarakat," katanya.
Rencana aksi tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina GNPF MUI Habib Rizieq Shihab dalam jumpa pers di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan, siang tadi.
"Saya hanya ingin tegaskan, kesepakatan yang ada di GNPF MUI, karena Ahok tak ditahan sampai sekarang, maka GNPF MUI memutuskan dengan aklamasi kesepakatan seluruh elemen untuk gelar aksi gelar Bela Islam III, Jumat, 2 Desember 2016," kata Rizieq.