Obama dan Pemimpin Eropa Siap Bicaraka Sanksi Rusia

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 17 November 2016 | 03:27 WIB
Obama dan Pemimpin Eropa Siap Bicaraka Sanksi Rusia
Barack Obama, saat menjabat Senator Illinois, berkampanye untuk pencalonannya jadi presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat di Locust Streets, Philadelphia, 11 Oktober 2008. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan para pemimpin negara-negara Eropa, akan membicarakan keberlanjutan sanksi terhadap Rusia atas campur tangan negara itu di Ukraina, pada Jumat (18/11/2016).

Menurut berbagai sumber yang mengetahui soal rencana tersebut, mereka juga akan membahas kemungkinan sanksi-sanksi baru bagi Rusia atas pengeboman yang dilancarkannya di Suriah.

Pertemuan di Berlin, yang dituanrumahi Kanselir Jerman Angela Merkel serta dihadiri oleh antara lain pemimpin Inggris, Prancis, Italia dan Spanyol, itu akan berlangsung sekitar satu minggu setelah Donald Trump memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat.

Trump telah mengindikasikan bahwa ia ingin memulihkan hubungan dengan Rusia. Keinginan itu menimbulkan keraguan di Eropa soal masa depan sanksi-sanksi yang diajukan oleh Washington dan Uni Eropa pada 2014 setelah Rusia campur tangan di Ukraina timur.

Baca Juga: Menteri Ekonomi Rusia Ditahan, Jepang-Rusia Tingkatkan Hubungan

Seorang pejabat Jerman mengungkapkan rencana bahwa dalam pekan-pekan mendatang, kesepakatan pemberlanjutan sanksi Uni Eropa terhadap Rusia akan dicapai. Masa penerapan sanksi itu sendiri akan berakhir pada akhir Januari.

Namun, ada kekhawatiran bahwa Trump kemungkinan akan mengambil langkah sebaliknya setelah ia dilantik sebagai presiden AS pada 20 Januari.

Karena itu, para pemimpin Eropa akan mencari kejelasan dari Obama, yang telah bertemu Trump di Gedung Putih selama satu jam pada pekan lalu.

Obama dijadwalkan tiba di Berlin pada Rabu petang setelah kunjungannya di Yunani.

"Kita berada pada saat yang benar-benar kritis," kata pejabat Jerman itu, Kamis (17/11/2016).

Baca Juga: Nekat! Bintang Soviet di Rusia Diganti Patrick, Teman Spongebob

"Kita harus mencegah agar jangan sampai ketika EU (Uni Eropa) melanjutkan penerapan sanksi, presiden baru AS datang dan mencabutnya," ucapnya lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI