Suara.com - Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding posisi calon gubernur Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang kini menyandang status tersangka dapat menguntungkan dua pasangan lawan di pilkada Jakarta periode 2017-2022.
Menurut Karding jika tim pemenangan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni pandai menangkap peluang, tidak menutup kemungkinan Ahok akan kalah.
"Pasti (menguntungkan) namanya juga tersangka. Artinya itu keuntungan-keuntungan politik, tergantung timnya, canggih-canggihan saja," kata Karding di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/11/2016).
PKB adalah salah satu partai pendukung pasangan Agus-Sylvi bersama Demokrat, PPP, dan PAN. Sedangkan Ahok-Djarot didukung oleh PDI Perjuangan, Golkar, Nasional Demokrat, dan Hanura. Sementara Anies-Sandiaga didukung oleh Gerindra dan PKS.
Karding menilai secara politik penetapan Ahok menjadi tersangka merupakan upaya untuk meredam situasi yang kurang kondusif usai aksi umat Islam pada 4 November 2016 di depan Istana Merdeka.
Karding menilai proses hukum yang dijalankan oleh Polri terkait kasus dugaan penistaan agama sudah sesuai dengan prosedur.
"Politiknya begitu (bikin adem), tapi nggak boleh buat hukum. Hukum itu kalau ada bukti, (jadi) tersangka, kalau nggak ada ya tidak boleh, karena tekanan apa pun," ujar Karding.
Menurut Karding sebelum Bareskrim Mabes Polri menetapkan Ahok menjadi tersangka, hari ini, Polri sudah menemukan dua alat bukti kesalahan Ahok. Hal ini sekaligus untuk menjawab keraguan sejumlah pihak yang berpandangan bahwa penetapan tersangka Ahok tanpa alat bukti yang kuat.
"Artinya polisi masih bekerja dalam relnya. Tidak seperti dugaan banyak orang, polisi tidak netral, berpihak," kata Karding.