Djarot Ungkap Kenapa Posisi Makin Enak Setelah Ahok Jadi TSK

Rabu, 16 November 2016 | 16:04 WIB
Djarot Ungkap Kenapa Posisi Makin Enak Setelah Ahok Jadi TSK
Calon Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama didampingi calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat dan juru bicara Ruhut Sitompul di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu (16/11). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usai Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditetapkan menjadi tersangka kasus dugaan penistaan agama, Djarot Saiful Hidayat menyambangi kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Nasional Demokrat Kotamadya Jakarta Timur untuk konsolidasi dengan kader.

Ketika berpidato, Djarot mengatakan kasus Ahok justru menjadikan semua kader kompak untuk berjuang demi memenangkan pilkada Jakarta periode 2017-2022 dan meneruskan program-program kerja yang sudah berjalan.

"Tadi bisik- bisik sama Pak James (Ketua DPD Nasdem Jakarta Timur), ini posisinya kita makin enak dengan kejelasan status Pak Ahok sebagai tersangka. Ini membuat teman-teman tambah semangat solid, malah berjuang keras bahu membahu dengan masyarakat warga Jakarta berjuang betul satu putaran selesai. Inilah saat yang sebetulnya kami tunggu," ujar Djarot di kantor DPD Partai Nasdem, Jalan Perintis Kemerdekaan Raya, Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (16/11/2016).

Djarot mengatakan pagi tadi telah bertemu dengan Ahok di rumah pemenangan, Rumah Lembang. Ahok mengatakan menerima penetapan status tersangka dan dia tetap percaya diri maju ke pilkada.

Sebelum Djarot ke kantor Nasdem, Ahok titip salam kepada kader Nadem.

"Saya sama Pak Ahok bicara beliau sangat senang percaya diri dan legowo. Maaf Pak Ahok nggak bisa karena sekarang lagi periksa gigi rutin itu, dia kirim salam untuk teman DPD Jaktim. Tapi yang jelas betul-betul tambah semangat," katanya.

Ahok dan Djarot mengajak kader Partai Nasdem tetap semangat.

"Oleh karena itu, kita harus punya semangat yang sama. Sekali bendera dikibarkan, pantang mundur, sekali layar terkembang pantang untuk surut kembali. Kita ini bukan cuma pilkada gubernur dan wakil gubernur, tapi kita pertaruhkan masa depan Jakarta, ini ibu kota negara," kata Djarot. 


"Kita pertaruhkan nasib warga Jakarta lima tahun ke depan, kita pertaruhkan betul arah demokrasi kita ke depan, berkali-berkali banyak orang ngomong dan semua setuju dalam Pilkada, tolong jangan gunakan isu isu sara. Berbeda. Indonesia itu satu negeri yang sangat plural heterogen, Jakarta ini miniatur Indonesia, semua suku ada disini," Djarot menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI