Bom Gereja Samarinda Dinilai Tak Berkaitan dengan Aksi 4 November

Selasa, 15 November 2016 | 17:59 WIB
Bom Gereja Samarinda Dinilai Tak Berkaitan dengan Aksi 4 November
Pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Pengamat Politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai aksi teror bom di Gereja Oikumene, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur dan teror bom molotov di Vihara Budi Dharma di Singkawang, Kalimantan Barat,  tidak memiliki kaitan dengan aksi dengan unjuk rasa 4 November 2016 yang menuntut proses hukum Gubernur DKI Jakarta (non aktif) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. 
 
"Aksi tersebut seperti tidak memiliki hubungan dengan 4 November, itu murni gerakan publik yang menuntut supaya ada ada penegakan hukum terhadap Ahok yang dianggap melakukan penistaan agama," ujar Ray di Maarif Institut, Tebet Barat Dalam, Jakarta, Selasa (15/11/2016).
 
Menurut Ray, ada kekosongan celah baik aspek keamanan dan aspek publik yang dimanfaatkan kelompok teroris, yang melihat adanya kasus Ahok yang menyita semua pihak. 
 
"Ada ruang kosong di situ dari aspek keamanan dari aspek perhatian publik yang dimanfaatkan oleh mereka bisa juga dengan mengambil emosinya, emosi suasana orang yang lagi bergairah dengan agama ini, " tuturnya. 
 
Oleh karena itu, seharusnya tidak relevean jika semua pihak mengaitkan aksi 4 November dengan kasus aksi teror bom. 
 
"Tidak relevan mengkait-kaitkannya, tetapi gerakan terorisme ini adalah gerakan yang panjang terstuktur dari lama.
 
Apalagi dari suasana seperti sekarang, mereka punya keinginan untuk memberitahu kepada publik pasca kematian Santoso itu yang dianggap sebagai komandan terakhir kelompok teroris. Mereka ingin memberitahukan kepada publik bahwa mereka masih eksis," ungkapnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI