Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap tidak ada demonstrasi susulan setelah polisi menjalankan tugas dalam memproses hukum kasus Gubernur Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Tentang saudara Ahok itu dapat segera ditanggapi atau dijalankan polisi dengan sebaik-baiknya sehingga tidak perlu lagi ada demo berikutnya," kata Jusuf Kalla di kompleks Istana, Jakarta, Senin sore.
Itu sebabnya, Jusuf Kalla meminta semua pihak untuk menahan diri dan tetap menunggu gelar perkara kasus dugaan penistaan agama, besok.
Kalau pun ada demonstrasi lagi, Wakil Presiden berharap mereka melaksanakannya dengan tertib.
"Sekali lagi, demo itu adalah hak suatu warga negara untuk memberikan aspirasinya, menyampaikan aspirasinya, tapi selama tidak melanggar aturan. Mudah-mudahan ada solusi," ujarnya.
Mengenai Presiden Joko Widodo yang makin rajin melakukan konsolidasi dengan para ulama dan militer, Jusuf Kalla mengatakan hal itu sebagai tindakan yang sangat baik untuk membangun kekuatan nasional.
"Konsolidasi dilakukan biar bersatu, bukan konsolidasi untuk, katakanlah melawan rakyat. Sama sekali tidak. Tapi bersatu mengonsolidasikan unsur-unsur, baik masyarakat, pemimpinnya, tentara untuk bersatu agar negara ini aman dan maju serta tidak terjadi konflik," ujarnya.
Jusuf Kalla menampik anggapan bahwa konsolidasi tersebut didasari oleh ketakutan Presiden Jokowi dalam menghadapi aksi massa yang rencananya dilakukan 25 November.
"Saya kira tidak (seperti itu). Hanya tokoh agama memahami masalah bangsa ini yang terjadi dan bagaimana cara mengatasinya. Memberikan pemahaman kepada militer. Tentu aparat keamanan agar selalu bersiap mengahadapi hal-hal yang mungkin konflik-konflik internal. Diharapkan itu (konsolidasi) sebagai pengamanan bukan untuk mempertentangkan," ujarnya. (Antara)