Suara.com - Polres Paser meningkatkan pengamanan di sejumlah gereja menyusul terjadinya ledakan bom di Gereja Oikumene di Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada Minggu (13/11/2016) sekitar pukul 10.15 Wita.
Kapolres Paser Ajun Komisaris Besar Polisi Hendra Kurniawan di Tanah Grogot menyatakan, telah menginstruksikan seluruh kapolsek terutama yang di wilayahnya terdapat gereja untuk melakukan langkah-langkah antisipatif guna menghindari peristiwa serupa.
"Kapolsek yang wilayahnya ada gereja, saya instruksikan melakukan langkah antisipasitif dan terus berkoordinasi dengan pengurus atau pengelola gereja terkait pola pengamanan," kata Hendra.
Kapolres juga memerintahkan anggotanya, baik di Polres maupun di seluruh Polsek untuk melakukan patroli secara rutin.
"Kehidupan beragama dilindungi undang-undang sehingga Polres Paser dan jajarannya melindungi semua umat beragama dalam melaksanakan ibadah," jelasnya.
Contoh nyata pemberian rasa aman dalam umat beragama yakni, sebagaimana yang dilakukan Polsek Batu Engau yang memberikan pinjaman gedung aula Polsek untuk kegiatan ibadah setiap hari Minggu kepada umat Nasrani di daerah itu.
"Intinya, jajaran Polres maupun Polsek wajib memberikan rasa aman bagi semua umat beragama," tutur dia.
Kapolres Paser juga mengimbau kepada seluruh Ketua RT lebih mengenal warga dengan baik dan apabila ada pendatang baru agar menanyakan identitasnya.
Ledakan bom terjadi di Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo RT 03, Nomor 37, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, pada Minggu pagi sekitar pukul 10.15 Wita, menyebabkan lima orang terluka, empat diantaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.
Empat korban terluka yang dirawat di RSUD IA Moes yang merupakan balita tersebut yakni, Intan Olivia Marbon (2,5), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).