Suara.com - Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB Dian Triansyah Djani mengatakan, banyak negara yang mendukung Indonesia sebagai sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB untuk periode 2019-2020.
"Sudah cukup banyak negara yang mendukung pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, tetapi kembali lagi ini masih proses dua tahun," kata Trian ditemui di New York, Jumat (11/11/2016).
Menurut Trian, pemilihan anggota tidak tetap DK PBB berlangsung pada Juni-Juli 2018. Dari kawasan Asia, Indonesia akan bersaing dengan Maladewa untuk mendapatkan posisi di DK PBB.
"Tentunya kita akan terus berjuang dalam upaya pencalonan dan strategi yang dijalankan, bukan hanya melalui diplomasi di New York (Markas PBB), tetapi juga dengan keikutsertaan semua elemen di Indonesia," ujar dia.
Trian mengatakan dalam proses pemilihan anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia akan dinilai oleh negara anggota PBB lainnya dari berbagai aspek. Diantaranya, aspek ekonomi dan politik keamanan.
"Misalnya, semua negara akan melihat apakah Indonesia adalah negara yang ekonominya maju sehingga cukup mampu untuk memegang tanggung jawab yang besar di PBB. Itu menjadi salah satu penilaian bagi negara-negara lain dalam memilih," ucapnya.
"Contoh lain, apakah Indonesia cukup aman sehingga bisa berkonsentrasi untuk memegang posisi sebagai anggota tidak tetap DK PBB," ujarnya menambahkan.
Peran Perwakilan Tetap RI di PBB, kata dia juga cukup penting agar Indonesia bisa terpilih. Caranya dengan melakukan diplomasi dan keaktifan dalam berbagai forum PBB.
"Kami menunjukkan keterlibatan dan kepedulian terhadap isu-isu yang menjadi kepentingan negara anggota PBB. Indonesia termasuk negara yang cukup terpandang dalam isu-isu global," katanya menjelaskan.
Sebagai contohnya, Indonesia meratifikasi perjanjian mengenai perubahan iklim sebelum perjanjian itu mulai berlaku. Menurut Trian, hal ini sangat dihargai oleh banyak anggota PBB dan menjadi nilai positif untuk pencalonan kita di Dewan Keamanan. (Antara)