Suara.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fahri Hamzah meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk fokus menghadapi masalah setelah demonstrasi 4 November. Dia menilai Jokowi terkesan menghindar dengan memilih melakukan safari politik menemui tokoh ormas Islam hingga datang ke Markas Korps Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur.
"Apa pun persoalannya, dihadapi. Mutar-mutar mengadu si A dan B ini tak relevan. Tak begitu. Hadapi masalahnya. Apa isunya, kita tackle masalahnya," kata Fahri di Hotel Kartika Chandra, jalan Gatot Subroto, Sabtu (12/11/2016).
Lebih lanjut kata Fachri, terkait kasus dugaan penistaan Agama Islam oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Jokowi juga terkesan ingin menghindar. Padahal, kata dia, apabila saat itu, dia menerima perwakilan peserta aksi unjuk rasa 4 November di Istana, masyarakat tak kevewa. Dia mengibaratkan Jokowi seperti petugas pemadam kebakaran yang sudah tahu ada api di titik terdekat, namun malah pergi memadamkan api di titik lain.
"Itu yang saya bilang ada api di rumah kita jangan ke tempat lain. Padamkan apinya. Itu yang saya bilang politik nggak boleh melingkar. Saya kira itu cara mengelola politik yang sehat," ujarnya.
Fahri juga menyinggung aparat penegak hukum yang sedang menangani kasus Ahok. Kata dia, polisi harus tegas dan tidak berbelit-belit dalam mengusut kasus tersebut. Sehingga masyarakat pun tidak ragu.
"Aparat penegak hukum jangan cuma adil tapi harus nampak adil. Ini kan karena keraguan dari awal. Karena responnya tak mantap dari awal, mutar-mutar. Akhirnya orang ragu, timbul gejolak. Polisi katakan mau gelar terbuka, sekarang ditutup lagi, nggak boleh gitu. Hadapi saja, jangan mutar-mutar," ucapnya.