Wakil Presiden M Jusuf Kalla menyindir Fahri Hamzah dalam sambutannya pada acara pembukaan Kongres Nasional I Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA-KAMMI) di Ballroom Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Sabtu (12/11/2016). Adapun sebenarnya hal yang disindir JK adalah terkait pernyataan Fahri yang menyebutkan bahwa dalam sejarah perjalanan Indonesia, terdapat siklus 20 tahunan.
Kata dia, siklus tersebut dapat memperbaiki keadaan Indonesia, karena dalam perjalanannya meruntuhkan pemerintahan yang lama dengan yang baru, sambil memberikan perbaikan.
"Indonesia bisa besar lantaran siklus 20 tahunan, Tahun 1928 terjadi Sumpah Pemuda, Tahun 1948 lahirnya Partai Komunis Indonesia, Tahun 1968 runtuhnya Orde Lama, lalu Tahun 1998 jatuhnya Orde Baru.Lalu priode berikutnya, Tahun 2018. Sepertinya, tahun ini pemanasan," kata Fahri Hamzah.
Wakil Ketua DPR tersebut juga mengingatkan bahwa aksi damai 4 November kemarin tidak boleh dipandang sebelah mata. Deklarator KAMMI tersebut meminta pemerintah teliti membaca siklus yang terjadi sebelumnya dan saat ini.Fahri menambahkan, energi 20 tahunan itu selalu menghasilkan arus besar dan perubahan.
"Tapi jangan dianggap provokasi dan makar ya, Pak," kata Fahri bercanda kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla yang sontak memancing gelak tawa peserta yang hadir.
Menanggapi Pernyataannya, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar Fahri tak menggambarkan siklus masalah.
"Jangan menggambarkan siklus masalah, gambarkan siklus kebaikannya juga. Jangan berfikir soal menjatuhkan pemerintahan," kata JK.
Pria keturunan Bugis itu menerangkan soal siklus 20 tahunan dalam perspektif berbeda. Pada Tahun 1949, Indonesia bisa merebut kekuasaan sepenuhnya.
"Lalu kita maju Tahun 1950-an. Kemajuannya dulu yang disebut baru kritisnya. Nanti malah kita pesimis, itu bahaya," katanya.
Kendati demikian, lanjut Kalla, pemerintah tak akan tutup telinga mendengar kritikan. Ia mengaku, pemerintah menerima segala masukan untuk perbaikan.
Dalam acara Kongres ini dihadiri ribuan alumni KAMMI. Mereka datang dari berbagi daerah dan profesi. Hadir pula sejumlah tokoh politik, seperti Ketua DPR RI Ade Komaruddin, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham. Rencananya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga akan hadir. Gatot akan berbicara mengenai 'Indonesia, Generasi Muda dan Ancaman Proxy War'.