BEM UMM Ajak Mahasiswa Kritis terhadap Persoalan Bangsa

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 12 November 2016 | 09:09 WIB
BEM UMM Ajak Mahasiswa Kritis terhadap Persoalan Bangsa
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (BEM UMM), Faiz Mirwan Hamid. [Dok BEM UMM]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan mahasiswa sebagai pemuda harus memiliki semangat menjadi pemenang dalam berproses dalam dunia akademik. Gatot juga mengingatkan bahwa ancaman negara hari ini adalah persoalan sandang- pangan dan papan. Menurutnya, bangsa Indonesia harus benar-benar menjaga kesatuan negara Republik Indonesia yang terancam dari pencurian sumberdaya alam, terorisme, narkoba, dan lain sebagainya.

Hal ini disampaikannya di hadapan ratusan mahasiswa sekaligus Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang mewakili 80 universitas di seluruh Indonesia pada acara Pra Temu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara ke-10 yang diselenggarakan di Universitas Trisakti, Jakarta, Jumat (11/11/2016).

Gatot menjelaskan bahwa bangsa ini lahir karena adanya pemuda-pemuda yang memiliki inisiatif. Karena memang sejak bangsa ini mau lahir yang mempunyai inisiatif adalah pemuda.

Di hadapan mahasiswa dan Ketua BEM se-Indonesia, Gatot menceritakan tentang kisah Soetomo. Di mana pada tahun 1908, Soetomo merasa bahwa perjuangan yang bersifat kedaerahan belum memiliki hasil. Selama 20 tahun berjuang, akhirnya berhasil menyatukan para pemuda dari penjuru bangsa.

"Menyatukan pemudanya yang berbangsa satu, bertanah air satu dan berbahasa satu, bahasa Indonesia. Mereka berkumpul dan bersumpah," ujarnya.

Menanggapi pandangan Panglima TNI, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (BEM UMM), Faiz Mirwan Hamid membenarkannya. Menurut Faiz, apa yang disampaikan oleh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan elemen mahasiswa sebagai agen perubahan harus sensitif terhadap persoalan bangsa dan tidak boleh berhenti untuk kritis terhadap kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat.

“Generasi muda tidak boleh kosong pengetahuan dan gagasan kreatif untuk memikirkan bangsa ini,” kata Faiz.

Lebih lanjut dikatakannya, mahasiswa juga harus merubah poros gerakan bertujuan untuk peningkatan kapasitas akademik ataupun kualitas softskill dalam berkompetisi di dunia kerja yang semakin kompetitif.

“Mahasiswa harus memiliki skill, disiplin kerja, manajemen waktu, dan kompeten di bidang tertentu untuk bersaing di dunia kerja,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, mahasiswa harus cerdik melihat perkembangan globalisasi, mengingat disitulah sebagai arena pertarungan hidup sesungguhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI