Suara.com - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui banyak pihak yang memintanya mundur dari bursa Pilkada Jakarta periode 2017-2022.
"Saya sudah bilang, kalau suruh saya mundur, saya lebih baik ditangkap dan dipenjara," ujar Ahok di kediamannya, Perumahan Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara, Kamis (10/11/2016).
Ahok tidak mau menyebut siapa yang memintanya mundur.
"Lama-lama saya jadi mikir, jadi ini bener waktu suruh saya mundur, ini cuma ujung-ujungnya cuma takut Ahok jadi gubernur lagi. Takut amat sih gue jadi gubernur?" kata Ahok.
Kasus Ahok terpeleset menyebut surat Al Maidah ayat 51 kemudian menjadi pintu masuk aktor untuk menggagalkannya.
Menurut Ahok, pihak yang memintanya mundur beralasan antara lain khawatir akan ada demonstrasi lebih besar dari 4 November.
"Ya, akan ada demo. Presiden (Joko Widodo) bisa diturunkan. (Mereka bilang) Ini bisa jadi tidak terkendali ini Jakarta. Orang akan datangkan massa terus-menerus, berhari-hari. Makin kacau," kata Ahok.
"Intinya gini aja, bahwa mereka (demonstran) akan membuat kerusuhan, artinya bukan rusuh ya. Nantinya mereka akan demo terus," Ahok menambahkan.