Suara.com - Polda Metro Jaya akan mengevaluasi pengamanan terhadap pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat selama masa kampanye menjelang pilkada Jakarta periode 2017-2022. Hal ini menyusul penolakan kelompok masyarakat terhadap Ahok dan Djarot ketika mendatangi kampung.
"Terjadinya penolakan pasangan calon tentu menjadi keprihatinan kita bersama. Menyikapi itu, tentunya polisi akan menjadikannya masukan untuk perencanaan pengamanan dengan pasangan calon yang mendapat penolakan," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono di Polda Metro Jaya, Kamis (10/11/2016).
Polisi, kata Awi, telah memiliki dari intelijen mengenai lokasi-lokasi rawan untuk kampanye.
Polisi pernah memberikan masukan kepada Ahok mengenai kemungkinan terjadinya penolakan warga di Rawa Belong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Dan benar, sore itu, Ahok ditolak sekelompok warga.
"Kita sudah mengingatkan, termasuk yang di Kebon Jeruk, cuma kita kan nggak bisa melarang," katanya.
Namun, dia menyayangkan karena sampai sekarang kepolisian tidak pernah mendapatkan jadwal kampanye, khususnya dari Ahok.
"Di situlah peran kita melakukan jemput bola dengan berkoordinasi dengan tim sukses," kata dia.
Awi berharap adanya koordinasi yang baik antara polisi dan tim sukses. Polisi hanya sebatas memberikan masukan.
"Kalau yang bersangkutan tetap ke sana, masa kita larang? Tapi memang kita menempatkan 13 anggota kita yang melekat di setiap pasangan calon," ujarnya.