Jokowi di Markas Kopassus: Pasukan Ini Bisa Saya Gerakkan

Kamis, 10 November 2016 | 15:44 WIB
Jokowi di Markas Kopassus: Pasukan Ini Bisa Saya Gerakkan
Usai ziarah di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Presiden Joko Widodo mengunjungi Markas Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat di Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (10/11/2016). [suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika memberikan pengarahan kepada 1.217 prajurit Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat di Cijantung, Jakarta Timur, Presiden Joko Widodo menegaskan Kopassus merupakan pasukan cadangan yang setiap saat bisa dia gerakkan.

"Jadi di sini (Mako Kopassus) ada satuan Sandhi Yudha, satuan Para Komando, dan satuan Gultor (penanggulangan teror). Ini merupakan pasukan cadangan yang dalam keadaan darurat bisa saya gerakkan sebagai Panglima Tertinggi lewat Panglima TNI untuk keperluan-keperluan khusus," kata Panglima Tertinggi Jokowi kepada jurnalis usai pengarahan.

Namun, Kepala Negara menyanggah situasi Indonesia saat ini sedang dalam keadaan darurat.

Pengarahan kepada para prajurit Kopassus merupakan rangkaian dari peringatan Hari Pahlawan.

"Tidak ada (situasi darurat). Ini hari Pahlawan, tadi kan (penyataannya) ada kalaunya," ujar dia.

Presiden berpesan kepada generasi muda untuk selalu menghargai jasa-jasa para pahlawan.

Generasi muda merupakan penerus cita-cita kemerdekaan yang telah diwariskan para pahlawan.

"Saya kira kewajiban kita itu memperjuangkan terus apa yang menjadi cita-cita para pahlawan baik dalam memakmurkan, menyejahterakan, dan memberikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," tutur dia.

Turut hadir dalam acara tersebut, di antaranya Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mulyono.

Kendati demikian, kehadiran Jokowi ke markas Kopassus tetap memunculkan pertanyaan publik. Pesan apa yang sebenarnya ingin disampaikan Presiden. Wajar saja muncul pertanyaan seperti itu, mengingat momentumnya tepat ketika situasi politik nasional sedang panas pasca 4 November.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI