Jika Trump Jadi Presiden, Din: Bisa Picu Ketegangan Islam dan AS

Rabu, 09 November 2016 | 18:31 WIB
Jika Trump Jadi Presiden, Din: Bisa Picu Ketegangan Islam dan AS
Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang dipimpin oleh Din Syamsuddin, menggelar rapat pleno di Jakarta, Rabu (9/11). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin khawatir jika Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat akan memicu ketegangan antara dunia Islam dan Amerika.

"Kalau saya ditanya dari sudut kepentingan umat Islam dan dunia Islam, ini bisa menimbulkan masalah baru ketegangan, antara Amerika dengan dunia Islam (apabila Trump terpilih)," kata Din di kantor MUI Pusat, Jalan Proklamasi 51, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/11/2016).

Menurut Din ketegangan pernah terjadi ketika Presiden Amerika dijabat George Walker Bush. Ketegangan kemudian mereda setelah Bush diganti Barack Obama.

"Ketegangan sempat muncul sejak Presiden George Walker Bush yang mengadakan war on terror (terhadap dunia Islam). Kemudian agak membaik pasca Obama naik sehingga sentimen Amerika itu berkurang," ujar Din.

Menurut Din, Trump memiliki sifat yang lebih anti terhadap Islam daripada Bush. Indikasinya, kata dia, dalam kampanye, Trump mengeluarkan pendapat kontroversial tentang agama Islam.

"Orang ini (Trump) lebih parah dari George Walker Bush. Sebab, sebelum terpilih saja sudah memunculkan pernyataan yang negatif, sinis dan menimbulkan sentimen semacam itu," tutur Din.

Din mengaku memahami sikap Trump yang eksklusif dan seakan-akan anti terhadap Islam.

"Saya tidak begitu paham, mengapa di dunia modern masih ada orang yang berpikiran seekseklusif itu. Dia (Trump) mungkin lupa orang-orang di Amerika itu imigran ke daratan Amerika," kata Din.

Din berharap sikap Trump terhadap Islam berubah setelah dia menjadi Presiden AS.

"Kita lihat saja nanti, mungkin setelah jadi Presiden dia berubah pikiran, tidak seperti yang dia ucapkan pada saat kampanye," ujar Din.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI