Suara.com - Gegap gempita pesta demokrasi pemilihan presiden Amerika Serikat sedikit ternodai setelah aksi teror menyerang sebuah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Los Angeles, California, Selasa (8/11/2016) sore waktu setempat atau Rabu pagi WIB.
Penembakan terjadi di kota Azusa, 40 kilometer sebelah timur Los Angeles, kata juru bicara kepolisian Los Angeles County Fire Department, Vanessa Lozano, kepada AFP.
Sempat terjadi baku tembak antara aparat berwenang dengan lelaki bersenjata tersebut, di mana akhirnya pelaku dinyatakan tewas di lokasi kejadian. Selain pelaku, ada satu korban yang juga tewas, sedangkan dua lainnya terluka parah.
"Satu korban laki-laki yang dibawa ke rumah setempat dinyatakan meninggal dan dua perempuan dewasa yang djuga dibawa ke rumah sakit kini kondisinya kritis," kata aparat berwenang Departemen Los Angeles.
Kepolisian Azusa menyarankan warga untuk menjauhi daerah kejadian dan mencari perlindungan di tempat aman di saat petugas menyisir lingkungan setempat untuk mencari kemungkinan adanya tersangka lain.
Sementara, pejabat pemerintah setempat, Dean Logan, menyarankan para pemilih untuk mencari TPS alternatif untuk tetap memberikan hak suara mereka pada Pilpres AS yang tengah diperebutkan Donald Trumpd dari Partai Republik, dan Hillary Clinton yang dicalonkan Partai Demokrat.
"Para pemilih harus menghindari daerah (di lokasi baku tembak), dan jika perlu, memberikan suara di lokasi pemungutan suara alternatif," cuit Logan dalam Twitter-nya.
Di lain pihak, seorang perempuan yang berada di salah satu dari dua TPS setempat yang kini ditutup, menyatakan mendengar suara tembakan sebelum aparat berwenang menutup TPS tempatnya melakukan pemilihan presiden AS.
Menurutnya, ada sekitar 30 orang yang berada di TPS bersamanya ketika insiden baku tembak berlangsung.
"Awalnya, saya pikir itu suara dari bangunan, tapi orang-orang berlari ke dalam ruangan mengatakan mereka melihat seseorang mengenakan rompi antipeluru dan kemeja putih," katanya kepada CNN. (AFP)