Suara.com - Setelah menemui sejumlah tokoh agama, hari ini, Presiden Joko Widodo melakukan silaturahmi dengan peserta Musyawarah Nasional Ke VIII Lembaga Dakwah Islam Indonesia untuk membahas tentang perdamaian dalam pembangunan bangsa.
"Menjadi Indonesia berarti setiap orang, setiap organisasi harus berjiwa Pancasila, berjiwa Bhinneka Tunggal Ika, menjunjung tinggi toleransi, berjiwa gotong-royong," kata Presiden dalam arahan ketika Munas LDII di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (9/11/2016).
Presiden memuji LDII yang selama ini membantu menjaga kerukunan dan perdamaian melalui pengajaran Al Quran dan Hadist.
Jokowi juga menyampaikan hal-hal yang sedang dibangun Indonesia seperti pertanian, infrastruktur serta sumber daya manusia.
Indonesia, kata Presiden, juga sedang dalam era persaingan dengan negara lain baik di bidang energi, pangan, serta air.
"Tiga hal inilah sebetulnya yang kita memiliki kekuatan. Energi kita punya, pangan kita sebetulnya ada, air kita sebetulnya ada, tetapi belum dikelola secara baik dalam rangka persiapan persaingan masa depan," kata Jokowi.
Untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitas SDM, Kepala Negara mengatakan akan meningkatkan sekolah kejuruan dalam menghadapi era persaingan.
"Sekarang kita fokus ke sini, ke vocational training, ke vocational school,kejuruaan, pelatihan, karena memang arahnya ke sana," ujar Presiden.
Presiden didampingi oleh sejumlah menteri di antaranya Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno tiba di Balai Kartini pada sekitar pukul 08.30 WIB.
Dalam beberapa hari terakhir, Presiden menyambangi sejumlah ormas Islam antara lain Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan PP Muhammadiyah juga untuk bersilaturahim dan membicarakan upaya damai membangun bangsa.
Dalam kunjungan, Jokowi juga mengapresiasi upaya ormas Islam dalam menjaga ketertiban saat unjuk rasa 4 November lalu.