Suara.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang mengangkat tema 'Keniscayaan Pengembangan Ekonomi Syariah, Peningkatan Kualitas SDM, dan Pemberdayaan Teknologi Digital untuk Indonesia Berkelanjutan' dalam Musyawarah Nasional VIII. Pasalnya, inti dari tema tersebut berhubungan dengan gerakan penghormatan guru, ekonomi syariah dan penggunaan teknologi.
"Karena itu, atas nama pemerintah dan Kementerian Agama, saya ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga dan apresiasi sebesar-besarnya kepada LDII yang mengangkat tiga tema besar tersebut," kata Lukman saat memberikan sambutan dalam pembukaan Munas LDII VIII di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (8/11/2016).
Tidak hanya itu, dia juga menyampaikan, apresiasi lantaran Munas LDII VIII ini tidak hanya menjadi kegiatan organisasi tahunan. Tetapi Munas LDII ini mengangkat tema yang strategis khususnya gerakan penghormatan terhadap guru.
"Menghormati guru adalah langkah strategis karena bangsa Indonesia terus menerus meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM kita semakin membaik. Dan guru menduduki posisi yang begitu penting," katanya.
Keberadaan guru, kata Lukman, tidak hanya terkait sarana dan prasaran pendidikan. Namun, guru, dia melanjutkan, berada dalam posisi yang strategis untuk mendidik anak-anak bangsa menjadi pribadi yang bermartabat, bernilai dan berkualitas.
"Juga dua tema lain, pengembangan ekonomi keumatan sangat penting melalui ekonomi syariah. Dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita memanfaatkan digital. Di mana tidak bisa dielakkan lagi, di mana kita semua, menggunakan perantik digital," kata Lukman.
Untuk diketahui, Munas LDII VIII berlangsung pada 8-10 November 2016 di Balai kartini Jakarta.
Munas yang akan diikuti oleh 1.500 peserta yang terdiri dari Unsur Dewan Penasehat DPP LDII, Pengurus Pleno DPP LDII, utusan 33 DPW Provinsi, serta 500 DPD kabupaten &kota seluruh Indonesia termasuk Pondok Pesantren ini sejatinya dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo. Namun, karena saat diminta, Jokowi dijadwalkan kunjungan ke luar negeri, dan pada akhirnya sebagaimana kita ketahui ditunda.