Manfaatkan Teknologi, Presiden Jokowi Sapa WNI di Sydney

Senin, 07 November 2016 | 11:13 WIB
Manfaatkan Teknologi, Presiden Jokowi Sapa WNI di Sydney
Presiden Jokowi melakukan video conference dengan diaspora Indonesia yang berada di Sydney, Minggu (6/11/2016). [Dok Biro Pers Setpres/Intan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Teknologi informasi menjadikan dunia seolah tanpa sekat. Saat ini berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia dapat diketahui langsung pada saat yang bersamaan di tanah air.

Meski menunda kunjungan kenegaraan ke Australia, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, Presiden Joko Widodo tetap dapat menyapa langsung diaspora Indonesia yang memenuhi gedung pertemuan Sydney Showground, Sydney Olympic Park Australia, Minggu siang (6/11/2016).

Siang itu, Presiden Jokowi yang tengah berada di Istana Kepresidenan Bogor melakukan video conference dengan diaspora Indonesia yang berada di Sydney.

Presiden mengawali sambutannya dengan menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa bertatap muka dengan diaspora Indonesia yang berada di Australia, khususnya di kota Sydney.

"Semuanya karena situasi di negara kita yang tidak memungkinkan saya meninggalkan Tanah Air. Meskipun saat ini semuanya sudah dalam kondisi yang baik, normal kembali 100 persen," ucap Presiden.

Presiden juga menyampaikan bahwa dirinya telah berbicara langsung dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull melalui saluran telepon untuk menyampaikan penundaan kunjungan ke Australia.

"Saya juga telah menelpon PM Turnbull, dan menyampaikan untuk kunjungan kenegaraan saya ke Australia ditunda beberapa saat yang nanti akan kita re-schedule lagi, dan beliau sangat memahami situasi itu," tutur Presiden.

Konsolidasi Terus Dilakukan

Tentang situasi dan kondisi keamanan di Tanah Air pasca unjuk rasa 4 November 2016, Presiden menyampaikan bahwa kondisi saat ini dalam situasi yang aman.

"Stabilitas politik juga tidak ada masalah, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tetapi masih memerlukan konsolidasi-konsolidasi politik, konsolidasi-konsolidasi kenegaraan," ujar Presiden.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI