Dituduh Terlibat Kudeta, Turki Tahan 9 Wartawan Media Oposisi

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Minggu, 06 November 2016 | 06:08 WIB
Dituduh Terlibat Kudeta, Turki Tahan 9 Wartawan Media Oposisi
Sebuah kendaraan lapis baja kepolisian Turki tampak berada di depan kantor surat kabar oposisi, Cumhuriyet, di Istanbul, (31/10) [Reuters/Murad Sezer]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pihak berwenang Turki, Sabtu (5/11/2016), memerintahkan secara resmi penahanan dan penundaan persidangan sembilan eksekutif dan wartawan koran oposisi yang ditangkap pada Senin (31/10/2016).

Penahanan pemimpin redaksi dan pegawai senior Cumhuriyet atas dugaan koran sekuler tersebut mendukung percobaan kudeta pada bulan Juli lalu, dijelaskan seorang pemimpin politik Uni Eropa melanggar kebebasan berekspresi. Rumah mereka juga sedang digeledah.

Jaksa Istanbul menyatakan bahwa pegawai salah satu media yang masih bersikap kritis terhadap Presiden Tayyip Erdogan itu diduga melakukan tindak kejahatan dengan mengatasnamakan kelompok militan Kurdi dan berjaringan dengan ulama Fethullah Gulen yang berdomisili di Amerika Serikat.

Turki menuduh Gulen mendalangi upaya kudeta, meskipun dia menampik berbagai tuduhan itu.

Editor Cumhuriyet sebelumnya, Can Dundar, tahun lalu ditahan atas publikasi rahasia negara terkait keterlibatan Turki dalam mendukung pemberontak Suriah.

Kasus tersebut menimbulkan kecaman dari kelompok sayap kanan dan pemerintahan negara-negara Barat mengkhawatirkan akan memburuknya hak asasi manusia di Turki di bawah pemerintahan Erdogan.

Tindakan tegas Turki dilakukan sejak sejumlah tentara berulah mencoba merebut kekuasaan pada 15 Juli yang memberikan peringatan kepada beberapa sekutu dan kelompok HAM yang khawatir Erdogan menggunakan upaya kudeta tersebut untuk memberantas semua jenis perbedaan pendapat.

Lebih dari 110.000 orang dipecat atau diberikan sanksi dan 37.000 orang ditangkap dalam waktu lebih dari tiga setengah bulan.

Selain itu, 170 koran, majalah, stasiun televisi, dan kantor berita ditutup, sehingga 2.500 wartawan kehilangan pekerjaan. Demikian pernyataan Asosiasi Wartawan Turki saat berunjuk rasa atas penangkapan wartawan Cumhuriyet, 31 Oktober lalu.

Kelompok oposisi menyatakan pembersihan ditujukan untuk membungkam perbedaan pendapat di Turki yang merupakan salah satu anggota NATO dan sedang mengusulkan keanggotaannya di Uni Eropa.

Pihak berwenang Turki juga menangkap beberapa pemimpin terkemuka partai oposisi Pro-Kurdi, Jumat (4/11/2016), yang mengundang kecaman keras dari dunia internasional. (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI