Suara.com - Hari Jumat, 4 November 2016, menjadi momen yang cukup apes bagi Muji Kono. Lelaki berusia 55 tahun itu harus terjebak lebih dari lima jam tidak bisa melintas di Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta.
Saat itu, Muji yang berprofesi sebagai supir taksi, baru saja mengantarkan seorang penumpang ke Gedung Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
Sejatinya, Muji sadar saat itu tengah berlangsung aksi demonstransi yang berkonsentrasi di Istana Negara yang dihadiri puluhan ribu umat Islam dari berbagai daerah.
Namun, nasib malang tak dapat dihindari Muji. Dia akhirnya malah terjebak diantara kerumunan massa yang terus-menerus bertambah sebelum salat Jumat berlangsung.
"Tadi penumpang minta anterin ke gedung Lemhanas, saya paksain. Tau sih ada demo, tapi pas mau lewat lagi enggak bisa mas yang demo makin banyak," ujar Muji.
Muji menjelaskan, kendaraannya tidak bisa lewat sudah dari pukul 11.00 WIB sampai pukul 16.30 WIB dan masih terkurung ditengah-tengah para pendemo.
Ketika ditanya soal demonstrasi yang dilakukan oleh organisasi masa Islam, kata Muji, itu hak setiap warga negara menyampaikan aspirasinya.
"Ya, masyarakat kan pasti ada yang dituntut mas (dengan melakukan aksi demo). Biarin saja mas, siapa tahu pemerintah dengar," ujar Muji.
"Saya, juga kalau enggak narik mas, ikut demo. Ini aja terjebak, apes deh mas," sambungnya.
Lantaran tak kuasa menahan rasa bosan, aksi jenaka pun dilakukan Muji. Tampak, dia mengangkat tangannya dan menunjukkan isyarat simbol metal.