Ricuh, Wartawan Kompas TV Dipukul Pendemo

Jum'at, 04 November 2016 | 20:02 WIB
Ricuh, Wartawan Kompas TV Dipukul Pendemo
Massa Geruduk Istana
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah ormas Islam yang berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2016) malam melakukan intimidasi dan tindakan kekerasan terhadap jurnalis. Jurnalis yang menjadi korban intimidasi dan tindak kekerasan massa adalah dua orang jurnalis dari Kompas TV, yaitu Muhammad Guntur (juru kamera) dan Mutiara (reporter).

Kejadian ini bermula ketika Juru Kamera Kompas TV, Guntur tengah mengambil gambar beberapa massa yang hendak melempar botol ke arah aparat Kepolisian. Kemudian, beberapa massa yang melihat Guntur menyorot kejadian itu tak terima direkam lalu mengerubungi.

"Tadi kami sedang live, saya melihat ada massa yang melempar botol ke arah Polisi dan saya ambil gambarnya (rekam). Tapi ada seorang ustad (korlap) menunjuk-nunjuk saya dan meneriakkan turunkan gambarnya, lalu saya turunkan. Kemudian saya ditarik dan tiba-tiba sudah dikerumuni dan dipukul dari belakang kepala saya," kata Guntur di lokasi.

Beruntung, kedua jurnalis ini diamankan pendemo lainnya dari amukan massa yang emosi. Diantara massa itu ada yang berteriak bahwa Kompas TV adalah media provokator, karena dianggap pemberitaan media ini tidak mendukung aksi demonstrasi mereka.

Guntur mengaku, selain mengalami pemukulan oleh massa, ia juga sempat diancam dan identitasnya diambil. "Mereka mengambil dua buah ID Pers saya, dan menarik kabel kamera saya sampai putus. Kemudian memori card kamera saya hasil rekaman juga diambil," ujar dia.

Setelah mendapatkan intimidasi dan kekerasan itu, keduanya diamankan oleh aparat kepolisian dari amukan massa tersebut. Mereka dikawan oleh Polisi keluar dari kerumunan massa. Kini kedua jurnalis Kompas TV ini telah diamankan di depan kantor Wakil Presiden, Jalan Veteran, Jakarta Pusat.

Saat ditanya apakah akan melaporkan kepada aparat kepolisian atas tindakan kekerasan yang ia alami itu, Guntur mengaku melaporkan terlebih dahulu ke kantornya.

REKOMENDASI

TERKINI