Suara.com - Ketika kampanye ke Kampung Papanggo, Jakarta Utara, Senin (31/10/2016), calon gubernur Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan, mendapat aduan dari warga mengenai kondisi jalan di RT 8, RW 3, yang rusak.
"Jalan di sini tidak pernah diperbaiki. Padahal kampung sebelah itu sudah berkali-kali diperbaiki pak. Tidak rata perbaikan jalannya," kata warga bernama Nasir.
Menanggapi hal itu, Anies berjanji membuat mekanisme baru supaya pembangunan bisa dirasakan semua warga.
Anies mengakui persoalan yang paling krusial di Papanggo adalah terkait infrastruktur jalan.
"Sebenarnya yang jadi aspirasi masyarakat di sini mengatakan hampir kebanyakan soal jalan. Bahkan, sudah dihitung tiga hingga empat periode kepemimpinan RT, RW di sini meminta berkali-kali," kata Anies.
Anies berjanji jika kelak menjadi gubernur akan selalu melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan.
"Ketika kami menyatakan membangun Jakarta menjadi sebuah gerakan artinya pembangunan dikerjakan kolaborasi pemerintah dengan rakyat. Kami akan membangun mekanisme atas usulan-usulan kebutuhan pembangunan dibuat menjadi cepat," ujar Anies.
Menurut Anies banyak aspirasi masyarakat yang tidak dijalankan karena persoalan tata administrasi. Dia mencontohkan surat yang berisi aspirasi masyarakat seringkali hilang karena telat diproses di tingkat pemerintah. Untuk menghindari kejadian yang sama, penggunaan teknologi digital menjadi sangat penting.
"Mereka menulis surat, begitu masuk dalam sistem birokrasi, surat itu akan masuk dalam proses yang panjang. Akhirnya surat itu berkali-kali hilang, sekarang dengan teknologi aspirasi itu dengan mudah bisa kita kelola," tutur Anies.
"Kita berencana menyiapkan mekanisme resmi menggunakan dunia digital agar problem yang memerlukan penanganan cepat pemerintah, sekarang sudah ada sebagian, tapi yang menyangkut, terutama infrastruktur itu bisa disampaikan," Anies menambahkan.