Demo 4 November, Jokowi: Aparat Keamanan Sudah Saya Minta Siaga

Senin, 31 Oktober 2016 | 10:45 WIB
Demo 4 November, Jokowi: Aparat Keamanan Sudah Saya Minta Siaga
Anggota polisi melakukan patroli di sekitar gedung Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/7). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Presiden Joko Widodo merespon rencana demonstrasi di Jakarta yang akan diselenggarakan pada Jumat (4/11/2016) nanti. 

"Demonstrasi adalah hak demokratis warga, tapi bukan hak memaksakan kehendak dan bukan  hak untuk merusak," demikian disampaikan Kepala Negara, hari ini.

Jokowi menambahkan pemerintah akan menjamin hak menyampaikan pendapat, tapi juga akan mengutamakan ketertiban umum.

"Aparat keamanan sudah saya minta bersiaga dan melakukan tugas secara profesional jika ada tindakan anarkis oleh siapa pun," kata Kepala Negara.

Suara.com - Demo yang akan dilakukan pada 4 November untuk mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum menindaklanjuti kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Akil Siroj mengatakan kini saatnya bangsa Indonesia menjaga nilai persatuan dan kesatuan.

"Mari jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pererat tali silaturahim antar komponen masyarakat. Berpecah adalah musuh dari ukhuwah adalah modal utama kita dalam membangun suatu tatanan Masyarakat yang aman, damai, adil, dan makmur," kata Said di gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2016).

Menurut Said jika bangsa ini terpecah belah hanya karena kesalahpahaman akan mencoreng Indonesia di mata internasional. Said mengatakan saat ini Indonesia sudah menjadi contoh bagi negara lain tentang kebhinekaan atau keanekaragaman.
 
"Bhinneka Tunggal Ika Indonesia telah berhasil meletakkan hubungan Agama dengan negara secara ideal. Agama tidak lagi dipertentangkan dengan negara.Nilai Agama melebur dengan budaya lokal yang baik, melahirkan spirit wathoniyah (nasionalisme yang tumbuh subur dengan berkembangnya nilai keagamaan)," kata Said.

Said tidak ingin Indonesia seperti negara Irak, Pakistan, dan sejumlah negara di Timur Tengah, yang pecah karena kesalahpahaman.

"Mereka memasuki masa yang baru, negara gagal, karena keliru menerapkan hubungan agama dengan negara, sehingga keduanya dipertentangkan satu sama lain, yang akibatnya menimbulkan kekacaubalauan," kata Said.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI