Suara.com - Sebagian masyarakat menganggap Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla cenderung memihak salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di pilkada Jakarta periode 2017-2022. Hal itu terungkap berdasarkan survei yang dilakukan Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia yang dirilis di Kedai Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (30/10/2016).
"Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pak Johan Budi sebagai juru bicara Presiden karena 52 persen responden menilai Jokowi masih memihak," kata pendiri Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia Hendri Satrio di Kedai Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (30/10/2016).
Menurut survei yang dilakukan, hanya 27,80 persen responden yang menyatakan Jokowi netral, sementara 20,20 persen responden lagi mengaku tidak tahu.
Sementara itu, responden yang menyatakan Jusuf Kalla memihak salah satu pasangan kandidat sebanyak 41,4 persen, hanya 33,1 persen menganggap dia netral, dan 25, 5 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Hendri mengaku tidak melakukan survei dengan pertanyaan Jokowi dan Jusuf Kala memihak siapa.
"Tentu saja kita skip, karena ini kita ngomongin (pilkada) Jakarta," kata dia.
Survei dilakukan pada tanggal 19 hingga 24 Oktober 2016 dengan menyaring sebanyak 694 responden dari 78 Kelurahan di enam wilayah di Jakarta.
Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error 4 persen pada tingkat kepercayaan 96 persen. Pengumpulan data ini menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan rata-rata usia responden 17 tahun ke atas dan sudah menikah.