Benarkah Tetangga Anies Semua Pendukungnya? Ternyata Ada Pro Ahok

Siswanto Suara.Com
Minggu, 30 Oktober 2016 | 13:25 WIB
Benarkah Tetangga Anies Semua Pendukungnya? Ternyata Ada Pro Ahok
Anies Baswedan bersama tetangganya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan [suara.com/M. Novi Verdiansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kadang ada pertanyaan nakal menjelang pilkada Jakarta periode 2017-2022. Apakah warga yang tinggal di sekitar calon gubernur yang diusung PKS dan Gerindra, Anies Baswedan, lantas mendukungnya?

Ternyata jawaban tetangga bervariasi. Ada yang mendukung, tapi ada juga yang malah mendukung calon gubernur yang lain.

Hal itu terungkap setelah Suara.com bertanya kepada beberapa tetangga Anies yang tadi pagi ikut acara jalan santai bareng Anies di sekitar rumah, Jalan Lebak Bulus II, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Acara ini diikuti oleh sebagian warga RW 4. Daerah ini oleh sebagian orang dikenal sebagai Kampung Anies.

Warga RT 6, RW 4, Sandi Tobi (40), mengaku akan memilih Anies pada tanggal 15 Februari 2017 nanti. Menurut dia, Anies cocok menjadi gubernur Jakarta.

"Insya Allah saya pilih Bapak Anies, karena sebagai figur yang baik. Untuk wilayah kami di sini (Lebak Bulus). Semua kan juga tahu siapa dia (Anies Baswedan)," kata Sandi.

Senada dengan Sandi, warga RT 14 bernama John Sujono (42) mengakui faktor kedekatan dengan Anies mempengaruhi pilihannya.

"Dia (Anies) warga kita dan juga udah deket sama warga sini (RT 14 RW 04). Pak Anies jujur bisa untuk jadi panutan bukan hanya untuk warga RT empat belas aja, tapi untuk warga DKI," ujar dia.

Menurut John, Jakarta membutuhkan sosok pemimpin seperti Anies yang tak suka membuat pernyataan-pernyataan kontroversi.

"Setuju kita untuk membangun DKI, jangan suka bikin kontroversi di DKI, selalu membuat benturan," kata dia.

Hal berbeda diungkapkan warga RT 13 bernama Pedri Harahap (60). Pedri lebih condong memilih calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurut dia Ahok sudah membuktikan mampu bekerja dengan baik.

"Saya bukan benci sama Anies, nggak. Kalau orang pinter masa jadi menteri enggak sampai dua tahun, apa dia orang pinter," tuturnya.

Menurut Pedri selama Ahok memimpin Jakarta, Ibu Kota menjadi lebih tertata.

"Coba datang ke Thamrin, Sudirman, duduk di kursi panjang, coba cari apa ada puntung rokok, bungkus mie, ngak ada, enak duduk," kata dia.

Senada dengan Pedri, warga RT 17 bernama H. Aban mengatakan, bertetangga bukan berarti harus menjadi pendukung.

"Walapun satu RT, satu lingkungan, hati kan nggak bisa diterka, mulut boleh berkata, tapi hati tidak bisa diterka kalau saya memang tidak setuju (memilih Anies) gimana?" kata dia.

Pedri mengatakan ingin memiliki gubernur yang mampu melakukan perubahan untuk Jakarta.

"Kalau saya secara pribadi yang nyata-nyata saja, saya mau lihat MRT jalan," kata dia.

Mengenai siapa calon gubernur yang akan dipilih, Pedri belum mau membocorkan sekarang.

"Untuk sekarang belum bisa menentukan masih masih abu abu," kata dia.

Di tengah acara jalan santai di Jalan Lebak Bulus tadi, Anies mengatakan kegiatan ini merupakan acara bersama.

"Jalan sehat aja bersama, keluarga, bapak, ibu, anak anak,  anak muda, lima sampai enam kilometer lah," ujar Anies. "Tiap minggu beda beda kegiatannya, ada olahraga dan ada majelis majelis."

Mantan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan akan menambah alat penunjang kampanye dan akan memperluas sosialisasi di masa kampanye. Tujuannya agar dia mendengar aspirasi warga.

Anies berharap warga menyampaikan aspirasi sehingga ketika dia terpilih bisa mengimplementasikan harapan warga.

"Kita ingin agar warga menyampaikan menyampaikan harapan, karena tugas kita jika akhirnya saat terpilih adalah membuat mereka bahagia," tuturnya

Anies juga menyiapkan surve untuk mengetahui harapan warga.

"Cara mengetahui harapan (Warga) tidak perlu satu satu (bertemu warga), itu tugas survey dan riset, itu untuk mengetahui," ujarnya.

Anies mengungkapkan kelurahan warga Lebak Bulus, antara lain masalah budaya Betawi. Mereka ingin budaya asli Jakarta dihidupkan.

"Keluhan kampung sini berharap budaya Betawi dihidupkan lagi, saya tinggal didalam kampung yang anda lihat hanya satu mobil saja yang bisa masuk, saya sering berinteraksi sangat deket warga, karena saya juga pembina Karang Taruna," katanya.

Selain masalah budaya Betawi, keluhan warga adalah banyaknya pengganguran.

"Banyak sekali anak-anak muda di sini kurang mendapat perkerjaan, prioritas kita memberi lapangan perkerjaan bagi anak muda di sini," katanya. (M. Novi Verdiansyah)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI