Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, peringatan Bulan Bahasa dan Sastra yang digelar tahun ini bertepatan dengan hari lahir Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2016, menandakan jati diri bangsa Indonesia.
Hal ini dikatakannya, pada puncak penyelenggaraan Bulan Bahasa dan Sastra denan tema "Martabatkan Bahasa dan Sastra, Rayakan Kebhinekaan", di Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Kita berarti telah memartabatkan jati diri kita, sebagai bangsa Indonesia yang terbentuk dari berbagai suku bangsa. Untuk itu, kita Warga Negara Indonesia wajib memartabatkan bahasa dan sastra Indonesia," ujar Muhadjir dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Sabtu (29/10/2016).
Tak hanya itu, dia menuturkan, dalam visi Kemendikbud terdapat frasa yang memberi arah semua aktivitas yang dilakukan Kemendikbud dan para pemangku kepentingan, yaitu "terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayan yang berkarakter".
Di dalam tema Bulan Bahasa dan Sastra 2016, berkaitan membentuk insan Indonesia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter.
“Kita patut bersyukur bangsa Indonesia memiliki bahasa Indonesia. Kita patut berbangga para pemuda Angkatan 1928 memiliki kesadaran dan pemikiran yang visioner untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa," katanya.
Menurut dia, bahasa Indonesia telah terbukti dapat mempersatukan ribuan suku bangsa serta sarana peneguh karakter keindonesiaan.
“Bahasa harus kita isi. Bahasa harus kita hidupi dengan karya, maka karya akan akan membuat hidup manusia menjadi berarti," ucap Muhadjir.
Di kesempatan yang sama, Kepala Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Dadang Sunendar mengatakan, bangsa Indonesia patut berbangga memiliki ratusan bahasa daerah dengan kekayaan sastra daerahnya.
“Dengan semangat memartabatkan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, kami mengajak semua unsur masyarakat untuk bersama-sama merayakan berkah kebinekaan bangsa Indonesia melalui keterlibatan dalam kegiatan kebahasaan dan kesastraan," ungkap Dadang.