Bicara Kotor, Presiden Filipina Mengaku Ditegur Tuhan

Sabtu, 29 Oktober 2016 | 08:17 WIB
Bicara Kotor, Presiden Filipina Mengaku Ditegur Tuhan
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menunjukkan sejumlah foto yang diklaim bukti pembunuhan warga Muslim oleh tentara AS di era tahun 1900-an. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte berjanji tidak akan bicara kasar dan buruk. Dia mengaku ditegur Tuhan dalam sebuah penerbangan dari Jepang, Kamis (27/10/2016) lalu.

Dalam sebuah pernyataan persnya, Duterte mengaku 'diancam' Tuhan jika tidak berhenti berkata kasar, maka pesawat yang dia tumpangi akan jatuh.

"Saya melihat langit sementara aku datang ke sini. Semua orang tertidur, mendengkur, tapi suara mengatakan, Anda tahu, jika Anda tidak berhenti bicara kotor, saya akan membawa pesawat ini turun sekarang," cerita Duterte.

"Dan aku berkata, 'siapa ini?' Jadi, tentu saja, Tuhan," lanjut dia.

"Jadi, aku janji Tuhan, tidak akan bucara kata makian dan kotor," kata dia.

Sebelunya Presiden Amerika Serikat, Barack Obama membatalkan pertemuan perdananya dengan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte pada Selasa (6/9/2016), setelah Duterte menyebut Obama "anak pelacur" dalam sebuah jumpa pers.

Kata-kata kotor itu disampaikan Duterte kepada wartawan, Senin (5/9/2016), sebelum ia naik pesawat untuk pergi ke Laos, mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, yang rencananya juga diikuti oleh Presiden Obama.

Saat itu ia sedang menjawab pertanyaan wartawan tentang bagaimana ia akan menjelaskan kepada Obama tentang pembunuhan ribuan orang yang diduga terlibat dalam pengedaran narkotika tanpa proses pengadilan di Filipina.

Mulut Duterte memang kotor. Ia sebelumnya pernah menyebut Duta Besar AS untuk Filipina sebagai "homoseksual yang ibunya seorang pelacur". Ibu Paus Fransiskus juga pernah ditudingnya sebagai pelacur, demikian juga ibu para uskup se-Filipina.

Tetapi yang lebih memprihatinkan dari mulut Duterte adalah kebijakan penumpasan pengedaran narkotika di Filipina. Dua bulan sejak Duterte berkuasa, sudah sekitar 2.400 orang tewas dibunuh di seluruh Filipina karena diduga terlibat dalam pengedaran narkotika. Mereka tewas tanpa proses peradilan. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI