Pengakuan Amir yang Lihat Sosok Mirip Arief-Rangga Bertemu

Sabtu, 22 Oktober 2016 | 20:31 WIB
Pengakuan Amir yang Lihat Sosok Mirip Arief-Rangga Bertemu
Amir Papalia (tengah), lelaki yang mengaku melihat sosok mirip Arief dan Rangga sehari sebelum Mirna meninggal di kawasan Sarinah, dalam konferensi pers di Kelapa Gading, Sabtu (22/10/2016). [Suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amir Papalia adalah lelaki yang mengaku melihat dua sosok mirip Arief Soemarko, suami Wayan Mirna Salihin, serta barista atau pelayan Kafe Olivier, Rangga Dwi Saputra, di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, sehari sebelum Mirna meninggal atau pada 5 Januari 2016 lalu. Dia pun menceritakan kejadian yang dilihatnya tersebut dalam konferensi pers di Hotel Santika, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (22/10/2016).

"Jam 4 sore ya, kurang 10 menit. Saya saat itu dari Tanah Abang, lalu tiba di situ (Sarinah Thamrin), lalu saya menyeberanglah dua kali. Ada trotoar tuh, dan di tengah-tengahnya itu ada mobil apalah, saya nggak tahu jenisnya. Tapi saya ingat, warna mobil itu silver agak gelap. Lalu di situ, tepat di belakangnya, ada laki-laki. Cuma saya lihat bagian belakang, lengan pakaiannya itu digulung dan bajunya tergantung, tidak masuk ke dalam (celana) ya," papar Amir.

Lalu setelah itu, menurut Amir, dia pun melanjutkan perjalanannya.

"Kemudian di depan saya, ada seorang pria yang 90 persen mirip sekali dengan Rangga. Sekali lagi, mirip. Nah, dia itu (Rangga) berkemeja kotak-kotak, dan lengan panjangnya itu digulung dan gantung. Dua-duanya itu ada di pinggir jalan. Lalu saya lihat dia (Rangga) warna bajunya itu agak kebiru-biruan tua," katanya.

Amir mengatakan, saat melihat kedua lelaki tersebut, salah satu sosok yang mirip dengan Rangga tampak memegang sekantung plastik (kresek) warna hitam.

"Di situlah memang ada saya lihat bungkusan plastik kecil. Cuma satu. Hanya saja, saya saat itu tidak melihat apakah plastik itu dari tangan orang mirip Arif, (yang) lalu memberikan plastik itu ke orang mirip Rangga, ya, saya nggak tahu. Saya di sini yang jelas memberikan penjelasan yang sebenar-benarnya. Saya tidak dengar dan tidak mungkin saya foto. Terus saya naik ke tangga menuju Sarinah," kata Amir.

Dikatakan Amir lagi, sejak melihat pertemuan kedua lelaki itu, keesokan harinya yakni Rabu (6/1), ada pemberitaan tentang kematian Mirna di Kafe Olivier.

"Besok harinya ada berita kematian Mirna, dan dua tiga hari kemudian setelah pemberitaan itu, saya melihat berita di televisi muncullah sosok dua pria itu, antara lain Arief dan Rangga. Itu saya berpikir dan yakin, kedua orang itu sempat saya lihat waktu itu kan. Kok orang ini begitu miripnya dengan orang yang saya lihat saat itu. Jadi, kasus ini kemungkinan ada campur tangannya dengan orang dalam," katanya.

Setelah itu, masih menurut Amir, dia pun mencari Pak RT tempat Jesicca tinggal, agar bisa dibantu untuk bertemu pihak Jesicca demi membicarakan hal tersebut. Namun sayangnya, dia tidak bisa bertemu. Lantas, untuk mengetahui apakah benar sosok mirip Rangga yang dilihatnya tersebut adalah benar, dia pun mendatangi Kafe Olivier untuk menanyakan Rangga. Namun pada saat itu Rangga tidak ada, sehingga dia menanyakan keberadaan Rangga pada tanggal 5 Januari 2016 kepada Manajer Es Kopi Vietnam di Kafe Olivier.

"Saya lari ke Pak RT Jessica, kalau tidak salah saya Pak Paulus, (bilang) 'Maaf pak, saya mau sampaikan ke keluarga Jessica.' Sudah sekitar empat hari dalam kejadian itu. Lalu Pak Paulus hubungi Yudi Wibowo, pengacara Jessica. Penasaran, saya berputar dan ketemu dengan security, 'Tolong dimediasi, kayaknya terlibat ini orang satu, orang dalam (Rangga), ya mungkin dia,'" papar Amir.

"Akhirnya saya ambil keputusan, saya datangi ke Kafe Olivier, dan masuk selamat pagi dengan sopan. 'Saya bisa bertemu Rangga? Oh, hubungi manajer dulu. Saya tidak makan gratis, saya tidak memeras di sana. Saya tanya Rangga di mana, orangnya bilang tidak ada. Saya bicara (ke) manajernya, apakah jam 4 hari Selasa ada Rangga di kafe ini. Dia bilang tidak ada. Kalau tidak ada, di sana waktu itu siapa? Kok sama, mukanya mirip? Lalu saya tanya lagi satu. 'Apakah dia pakai baju kotak-kotak kemeja? Motor dan mobilnya berapa?' Saya wartawan, dan saya cari tahu semua," kata Amir.

Baru setelah itu, kata Amir lagi, polisi pun datang dan membawanya.

"Begitu saya bertanya, saya bilang, saya bukan polisi. Saya wartawan. Kemudian saya minum, baru kemudian datang polisi banyak. Saya jelaskan (bahwa) saya wartawan. Saya tidak buat surat tugas dan (kartu) mati, dan jadi kepala pengembangan. Kalau saya tidak ada surat tugas pun masih bisa dipertanggungjawabkan. Sebenarnya bukan tangkap. Polisi tangkap saya (itu) tidak benar, dan hanya sama-sama ke Polda," kata Amir lagi.

Amir pun kemudian menjelaskan alasannya baru muncul di saat-saat akhir kasus pembunuhan tersebut hendak diputuskan di pengadilan.

"Jadi kenapa saya baru muncul saat ini, sebenarnya sejak awal saya sudah bersedia untuk dijadikan saksi di persidangan Jessica. Tapi saya sampai saat ini sudah mencoba menghubungi Bapak Eddy Darmawan Salihin (ayah Mirna), namun tidak ditanggapi. Setelah itu, saya kembali juga mencari tahu kontak kuasa hukum Jessica, Yudi Wibowo Sukinto, tapi nggak bisa juga," jelas Amir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI