Duterte Ingin 'Pisah' dari AS, Ini Respon Pemerintahan Obama

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 21 Oktober 2016 | 07:31 WIB
Duterte Ingin 'Pisah' dari AS, Ini Respon Pemerintahan Obama
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta, Jumat (9/8/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintahan Obama memiliki beberapa pilihan dalam merespon keputusan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang mengambil sikap 'pisah' dari Amerika Serikat dan lebih memilih Cina.

Juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby mengatakan bahwa Amerika Serikat akan meminta penjelasan dari Duterte atas pengumuman pemisahan yang dibuat selama kunjungan ke Cina.

Para pejabat AS prihatin tentang ketidakpastian Duterte. Diplomat senior AS untuk Asia, Asisten Menteri Luar Negeri, Daniel Russel mengunjungi Manila akhir pekan ini.

"Dia akan berusaha mengklarifikasi komentar Duterte ini," kata Departemen Luar Negeri.

Jika memilih untuk merespon lebih keras terhadap masalah HAM, AS akan memotong bantuan militer kepada Filipina, atau agar peradilan lebih berhati-hati.

Namun para pejabat Filipina telah menyarankan negara mereka bisa hidup tanpa bantuan AS. Bahkan, usulan Cina dan Rusia menyarankan mereka mencari bantuan di tempat lain.

Sekretaris perdagangan Duterte, Ramon Lopez mengatakan pihaknya mendapat penawaran 13,5 miliar dolar AS yang akan ditandatangani selama perjalanan Duterte ke Cina. Sedangkan pihak Gedung Putih mengatakan saat ini investasi AS langsung ke Filipina lebih dari 4,7 miliar dolar AS.

Anggota Kongres AS, termasuk Senator Demokrat Patrick Leahy, telah mengindikasikan bahwa mereka akan mempertimbangkan bantuan AS ke Filipina jika pembunuhan terus berlanjut.

Washington telah memberikan Filipina bantuan militer tambahan jutaan dolar dalam dua tahun terakhir, sebagai bagian dari upaya meningkatkan hubungan sekutu untuk melawan Cina yang mengklaim teritorial di Laut Cina Selatan.

Sebagai informasi, dalam beberapa bulan terakhir, pihak Gedung Putih menekan respon dari penghinaan anti-Amerika yang digemborkan pihak Duterte. Namun pemimpin Flamboyan itu justru menaikkan taruhannya ke tingkat yang baru, dengan mengumumkan "pemisahan" nya dari teman sekutunya ini, yaknii Amerika Serikat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI